GOPOS.ID, GORONTALO – Di dalam memaksimalkan pelayanan rumah sakit, manajemen RSUD dr. Hasri Ainun Habibie Provinsi Gorontalo terus memperkuat Sumber daya manusia (SDM) dengan berbagai pelatihan. Kali ini, menggandeng Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesi Gorontalo (HIPGABI), RSUD dr. Ainun Habibie menggelar Basic Trauma Cardiac Life Support yang berlangsung selama empat hari kedepan yang dimulai Rabu (29/6/2022).
Dalam kesempatan itu, hadir Ketua Dewan Pengurus Wilayah HIPGABI Provinsi Gorontalo Ns Hi Arifin R Umar,M.Kep, perwakilan dari Pengurus Wilayah PPNI Provinsi Gorontalo Wiwi Piola, dan 25 peserta yang sebagian besar merupakan tenaga kesehatan RSUD Ainun Habibie.
Direktur RSUD dr. Hasri Ainun Habibie, dr. Fitriyanto Rajak yang diwakili Kepala Seksi Keselamatan Pasien, Ns. Prasetyo Biki,S.Kep mengungkapkan pelatihan-pelatihan bagi perawat dan bidan di lingkungan RSUD Ainun Habibie sangat penting di dalam menunjung kemampuan SDM. Terlebih di dalam menangani kegawatdaruratan, sehingga butuh peran manajemen di dalam mengikutsertakan tenaga kesehatannya untuk menambah skill keperawatan tersebut.
“Kami berharap tentu setelah tenaga kesehatan kami melaksanakan pelatihan gawat darurat ini, mereka mempunyai kemampuan dan keterampilan tentang Penanganan Kedaruratan Trauma dan Jantung. Serta mereka mampu melaksanakan tugas atau menolong Penderita Gawat darurat seoptimal mungkin,” ucap Prasetyo.
Peningkatan skill tenaga kesehatan RSUD ini juga ditekankan Prasetyo sebagai bentuk persiapan Akreditasi rumah sakit serta upaya persiapan kenaikan tipe Rumah Sakit dari C menuju RS tipe B.
“Selain itu, tenaga kesehatan kami ada peningkatan di dalam kemampuan dalamasuhan keperawatan pada klien dengan kegawatdaruratan di Rumah Sakit atau tempat kerja (Emergency Nursing),” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus Wilayah HIPGABI Provinsi Gorontalo Ns Hi Arifin R Umar,M.Kep menerangkan bahwa pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan memegang peranan penting dalam penanggulangan korban bencana dan dalam situasi kegawat daruratan.
Karena perawat merupakan tenaga kesehatan yang jumlahnya terbanyak sehingga paling sering berinteraksi dengan masyarakat baik yang mengalami masalah kesehatan maupun yang sehat. Selain itu perawat merupakan anggota tim kesehatan garda depan di berbagai sarana kesehatan yang menghadapi masalah kesehatan klien selama 24 jam secara terus menerus.
“Kita melihat akhir–akhir ini menunjukkan bahwa penyakit cardiovasculer dan cedera pada kecelakaan kerja atau kecelakaan terutama kecelakaan lalu lintas telah semakin menonjol sebagai penyebab kematian di Indonesia. Kita ingin tenaga kesehatan kita dapat bertindakcepat untuk melakukan pertolongan awal. Sehingga pelatihan ini sangat penting di dalam upaya tenaga kesehatan untuk memberikan pertolongan juga dapat mengakibatkan kematian atau kecacatan,” paparnya. (adm-01)