GOPOS.ID, GORONTALO – Sejak Februari hingga Mei 2019. Kinerja ekspor Gorontalo mengalami stagnasi. Dalam rentang waktu tersebut, Gorontalo tak melakukan ekspor alias nihil.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo mencatat, jika dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama (Januari-Mei 2018), nilai ekspor melalui pelabuhan di Gorontalo pada tahun ini mengalami penurunan sebesar 94,95 persen. Turun dari US$24.151.568 menjadi US$1.219.880
Sampai dengan semester I 2019, ekspor Gorontalo hanya berlangsung pada Januari 2019. Komoditi yang diekspor adalah gula dan kembang gula. Adapun Negara tujuan yakni Filipina.
“Jadi pada periode Januari-Mei kita hanya mengekspor US$1.219.880 melalui pelabuhan Gorontalo,” ujar Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Herum Fajarwati saat press conference di kantornya, Senin (1/7/2019).
Baca juga: Bagi Hasil Cukai Tembakau, Gorontalo Dapat Rp7,3 M
Sementara itu, nilai impor melalui pelabuhan di provinsi Gorontalo pada bulan Mei 2019 adalah sebesar US$3.258.755 atau meningkat 74,95 persen dari bulan sebelumnya.
Adapun impor barang pada bulan Mei 2019 ini berasal dari negara Tiongkok (US$2.386.770) dan negara Singapura (US$871.985). Berdasarkan jenis barang impor pada bulan Mei ini adalah bahan kimia organik sebesar US$871.985, besi dan baja sebesar US$1.386.270 dan mesin dan peralatan mekanik sebesar US$1.000.500
Sehingga secara kumulatif nilai impor melalui pelabuhan di provinsi Gorontalo periode Januari-Mei 2019 sebesar US$6.141.443. Sedangkan pada tahun sebelumnya dengan periode yang sama (Januari-Mei 2018) tidak terjadi kegiatan impor di pelabuhan provinsi Gorontalo.
Dengan capaian ekspor-impor Januari-Mei, nilai neraca perdagangan Gorontalo mengalami defisit sebesar US$4.921.563.(muhajir/gopos)