GOPOS.ID, MARISA – Warga di Kecamatan Marisa menghadapi kelangkaan gas elpiji 3 Kg selama beberapa hari terakhir. Kesulitan mendapatkan gas melon ini dirasakan baik di pangkalan resmi maupun di pengecer, menyebabkan keresahan di masyarakat.
Situasi ini dimanfaatkan oleh sejumlah oknum pengecer nakal dengan menaikkan harga jual gas elpiji. Jika sebelumnya harga normal di pangkalan berkisar Rp 18.000 per tabung, kini di tingkat pengecer melonjak menjadi Rp 35 ribu hingga Rp 40 ribu per tabung.
Nurliyanti, salah satu warga yang terdampak, mengungkapkan kesulitannya mendapatkan gas elpiji. Ia terpaksa membeli dengan harga Rp 40.000 setelah kehabisan stok di tempat lain.
“Ada di kompleks Pasar Marisa yang jual Rp 35 ribu, tapi sudah habis. Saya akhirnya dapat yang Rp 40 ribu. Sudah dari kemarin stok di pangkalan kosong. Katanya nanti hari Senin baru masuk,” ujarnya, Minggu (16/3/2025).
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Disperindagkop dan UMKM) Kabupaten Pohuwato, Ibrahim Kiraman, membantah adanya kelangkaan gas elpiji di pangkalan.
“Untuk gas ini kita pastikan masih aman. Penyaluran dari agen masih normal dan lancar. Memang biasanya hari Minggu libur, tidak ada penyaluran. Mungkin stok dari agen akan didistribusikan kalau bukan Senin, Selasa,” ujar Kiraman.
Dia juga menegaskan pembelian gas elpiji di pangkalan kini harus melalui sistem pendaftaran terlebih dahulu.
“Sekarang kalau mau beli gas itu harus daftar duluan, tidak bisa langsung datang dan beli, pasti tidak dapat, karena memang ada sistemnya di pangkalan,” tegas Kiraman.
Selain itu, ia menginstruksikan kepada pemilik pangkalan agar memprioritaskan masyarakat sekitar dalam pendistribusian gas elpiji guna memastikan pemerataan.
“Saya mengimbau warga untuk tidak panik dan tetap membeli gas di tempat resmi, agar terhindar dari harga yang tidak wajar di pengecer,” tutup Kiraman.(Yusuf/Gopos)