GOPOS.ID, BONE BOLANGO – Puluhan Warga Dusun Inengo Barat, Desa Huangobotu, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, memblokade jalan milik PT Rahmat Simpati Jaya.
Warga sengaja memblokade jalan perusahaan galian C itu karena sudah enam tahun lamanya tidak menepati beberapa janji yang disampaikan oleh pihak perusahaan kepada masyarakat setempat.
Abdurrahman Lasalusu, salah seorang warga yang ikut memblokade jalan menyampaikan beberapa perjanjian yang sudah bertahun-tahun tidak direalisasikan oleh pihak perusahaan, yakni perjanjian pembangunan musholla yang baru yang sudah di bongkar oleh pihak perusahaan.
Selain itu normalisasi sungai yang berada di dekat pemukiman milik warga yang hingga kini tidak pernah disentuh oleh pihak perusahaan.
Ada juga janji pembuatan tanggul di sekitar pemukiman warga, pemberdayaan masyarakat yakni mempekerjakan masyarakat di perusahaan serta soal pemberian bantuan duka berupa lima unit tenda dan 100 buah kursi yang belum di realisasikan perusahaan sampai saat ini.
“Janji itu hingga kini tidak ditepati perusahaan. Olehnya kami memutuskan untuk menuntut akses jalan perusahaan. Sebelumnya kami juga pernah melakukan tapi mereka malah membuat jalan baru yang mereka sewa untuk keluar masuknya kendaraan,” tegasnya.
Abdurrahman juga mengaku, perjanjian itu pada enam tahun lalu pernah disepakati bersama oleh pihak perusahaan dan masyarakat namun hingga kini tidak pernah dilaksanakan.
“Kalau hujan deras lalu banjir dampaknya itu sampai ke bawah, itu akibat pengerukan yang dilakukan pihak perusahaan. Akibatnya ada rumah warga yang terkena dampaknya,” tandasnya.
Terpisah, Pengawas Lapangan PT Rahmat Simpati Jaya Kaharudin menegaskan soal pengerukan sungai di sekitar pemukiman warga itu akan dilakukan beberapa hari ini karena sebelumnya sudah dibicarakan.
“Terkait dengan material yang terbawa saat banjir itu bukan dari aktivitas perusahaan,” tegas dia dikonfirmasi.
Selain itu soal pembangunan tanggul yang disampaikan masyarakat itu tidak pernah dijanjikan pihak perusahaan kepada masyarakat.
“Saya sudah konfirmasi ke pimpinan tidak pernah menjanjikan. Dan memang sebelum adanya perusahaan ini sungai dan di bagian hulu itu sudah rusak jadi ketika banjir ada material yang terbawa,” ucap Kaharudin.(Putra/Gopos)