GOPOS.ID, GORONTALO – Pengembangan kawasan geopark memberi nilai lebih terhadap potensi pariwisata yang ada di Gorontalo. Yaitu nilai konservasi, edukasi, serta pemberdayaan masyarakat.
Sejalan hal itu pengembangan kawasan geopark di Provinsi Gorontalo terus diseriusi. Seperti yang dilaksanakan Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo. Pembahasan kawasan geopark dilaksanakan dengan melibatkan para pemangku kepentingan (stakeholder). Seperti Dinas Pariwasata Kabupaten/Kota, perhotelan, media massa, serta komunitas. Menariknya, pembahasan digelar dengan suasana nonformal, Kopi Lolango, di Grand Bristo, Kota Gorontalo.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo, Rifli Katili, menjelaskan pengembangan kawasan geopark tidak hanya bertumpu pada destinasi wisata saja. Tetapi juga aspek konservasi, edukasi dan pemberdayaan masyarakat.
“Oleh karena itu dalam pengembangan geopark ini melibatkan banyak sektor. Tidak hanya Pariwisata sendiri,” ujar Rifli Katili.
Rifli Katili menjelaskan, aspek konservasi dalam pengembangan kawasan geopark dititikberatkan perlindungan keanekaragaman yang ada dalam destinasi wisata tersebut, sehingga keberadaan keanekaragaman itu tetap terjaga.
“Sementara untuk edukasi yaitu bagaimana ketika pengunjung datang itu tidak hanya melihat keindahan, tetapi juga mendapat cerita berkaitan tempat wisata tersebut,” ujar Rifli Katili.
Aspek pemberdayaan masyarakat bertujuan mendorong agar masyarakat bisa mendapatkan nilai ekonmi sekaligus ikut terlibat dalam menjaga kelestarian kawasan geopark.
“Kami berkeyakinan ketika masyarakat memiliki pendapatan dari situ, maka mereka akan menjaganya,” tutur Rifli Katili.
Kepala Bappeda Provinsi Gorontalo, Budiyanto Sidiki, mengatakan pengembangan kawasan geopark harus disertai dengan riset. Oleh karena itu langkah awal dalam pengembangan geopark di Gorontalo adalah melakukan riset kawasan-kawasan yang akan diusulkan untuk ditetapkan sebagai geopark Nasional.
“Saat ini kita sudah menetapkan ada 26 geopark di Gorontalo. Kawasan geopark itu sudah kita lakukan riset,” ujar Budiyanto Sidiki.
Menurut Budiyanto Sidiki, pengembangan kawasan geopark di Gorontalo sudah dimulai sejak 2018. Dalam rentang 2 tahun terakhir, kegiatan dilakukan adalah riset yang meliputigeologi, keanekaragaman hayati dan budaya
“Jika mereka melihat warisan memiliki keunikan berstandar internasional maka dapat di tetapkan sebagai heritage (warisan,red), yang kemudian ditetapkan sebagai geopark,” urai Budiyanto Sidiki.(adm-02/gopos)