Oleh : Jeffry As. Rumampuk / Juru Bicara Bupati Boalemo
Menanggapi permintaan agar Bupati Darwis mundur dari jabatannya oleh beberapa kalangan, perlu disikapi dengan suasana yang sejuk, santai dan asyeeek. Karena hal itu wajar serta masih dalam tahap normal mengingat Darwis Moridu adalah orang yang sedari awal pemerintahannya penuh dengan tantangan.
Serta pemandangan yang tidak bisa diterima oleh pihak–pihak yang tidak biasa sinkron dengan keinginan Darwis dalam membangun daerahnya.
Perkembangan informasi belakangan ini tentu membuat berbagai pihak kembali mendapatkan momen untuk menjatuhkan kredibilitas Darwis, itu wajar dan sah. Apalagi jika usulan semacam itu (dituntut mundur) muncul atas kejadian beberapa waktu lalu. Yang sebetulnya hanyalah miskomunikasi semata. Kendati pun publik sebelumnya disuguhi informasi yang sifatnya sepihak tanpa tahu duduk persoalan yang sesungguhnya.
“Sampai detik ini, Bupati Darwis sangat begitu terbuka dengan semua pihak. Semua saran, masukan bahkan kritik sekalipun selama itu demi kepentingan daerah, Beliau sangat menerima dengan senang hati dan terbuka dengan lapang dada. Bahkan pula tak segan-segan pak Bupati meminta dukungan dan doa dari semua pihak agar kerja-kerja pemerintahan sukses dalam Melayani serta mensejahterkan rakyat Boalemo. Sebab tujuan utama pemerintah adalah sukses program, rakyat sejahtera”
Baca juga : Jubir Boalemo : Bupati Darwis Boalemo Tak Lakukan Penganiayaan
Terlepas dari itu, kehadiran Darwis Moridu yang sebelumnya telah didaulat oleh rakyat Boalemo untuk menjadi pemimpinnya tentu harus dihormati. Disamping karakter dan kepribadian yang telah melalui penilaian yang terukur dan teruji untuk melaksanakan tugasnya, Darwis Moridu pun dinilai sebagai pemimpin yang kontroversial.
Namun munculnya sosok-sosok pemimpin kontroversial seperti Donald Trump di USA, Rodrigo Duterte di Filiphina serta mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama merupakan dampak demokrasi partisipatif masyarakat yang secara langsung terlibat dalam proses politik. Sehingga di Kabupaten Boalemo telah menggambarkan politik yang tidak hanya dikuasai kalangan elit saja.
“Kinerja akan membuktikan, sesungguhnya berbagai kebijakan yang dinilai kontroversial yang dilakukan oleh pak Bupati adalah pijakan untuk menuju perubahan yang bertujuan kepada kesahjetaraan yang merata. Saat ini public hanya menilai dari kulitnya saja, tetapi mereka tidak paham apa yang sebenarnya terbesit dari keinginan beliau terhadap daerah ini.”
Lalu kenapa harus dituntut mundur jika sikap Darwis Moridu yang menggambarkan pemimpin kontroversial.
Baca juga : Besaran Zakat Fitrah Boalemo Rp20-30 Ribu/Jiwa
Justru menjadi pilihan dari masyarakat yang tidak suka dengan pencitraan sebab mereka ingin pemimpin yang terbuka, original dan berkarakter.
Ini sejalan dengan revolusi perilaku masyarakat yang menginginkan pemimpin non-mainstream, bukan pencitraan dan tidak sembunyi–sembunyi dalam bertutur dan bertindak.
Disamping itu, terkait dengan perkembangan informasi pada media-media yang memberitakan polemik Darwis Moridu dan Sofyan Mooduto tentu pula harus disikapi dengan profesionalisme.
Sebab kerja wartawan bukanlah pekerjaan yang mudah, bahkan terkadang sangat berat dan beresiko sereta berkonsekwensi.
Sebab, wartawan tidak sekedar membuat berita atau menyebarluaskan informasi tapi ada tanggung jawab yang harus ditegakan dari setiap informasi yang disebarkan. Karena itu, ada kode etik jurnalistik dan UU Pers yang sejatinya menjadi “Tembok” dari kerja-kerja jurnalistik. Sensasional tidak harus dikejar dengan judul – judul yang bombastis, namun lebih kepada mengutamakan fakta karena itu adalah nyawa berita yang dikabarkan.
Baca juga : Insentif Aparat Desa di Boalemo Segera Dibayarkan
“Mantan Bupati Gorontalo dua Periode pernah memberikan wejangan kepada saya, Menjadi wartawan itu adalah hebat. Namun di dalam memberitakan sesuatu informasi tentu harus mengutamakan cek and kroscek. Sebab jika tidak, maka itu bahaya bagi wartawan itu.”
Terakhir, tuntatan Bupati Boalemo H. Darwis Moridu yang dipilih melalui jalur perseorangan pada Pilkada 2016 silam itu, sangatlah lucu. Selain hanya menggambarkan pemikiran yang tak rasional, fakta dilapangan pun tidak diketahui bahkan kulit gambaran karakter Darwis Moridu menjadi alasan untuk menuangkan rangkaian kata penuntutan itu.
Semoga berkah Ramadhan terus kita dapatkan dan semoga pula Allah SWT memberika kesehatan yang walafiat kepada kita sekalian. (*)