GOPOS.ID, GORONTALO – Wafatnya salah seorang mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Balqis Hanun Fitria menimbulkan rasa duka mendalam bagi seluruh teman dan dosennya.
Hal ini juga dirasakan oleh salah satu dosen penguji skripsi Balqis, Dr. Akram La Kilo. Sekitar pukul 15.00 WITA dirinya memberi kuliah Kimia Komputasi dan menuju ruangan dosen Jurusan Kimia. Di depan ruang sidang kimia sekitar pukul 15.10 WITA, Balqis dan teman-temannya (kalau tidak salah mereka berempat) menghampirinya untuk mengecek perbaikan skripsi.
“Karena sudah masuk sholat ashar saya menyampaikan ke mereka sholat terlebih dahulu dan saya langsung menuju ke musholah lantai 3,” ungkapnya dalam sebuah tulisan mengutip dari laman resmi FMIPA Universitas Negeri Gorontalo.
Lanjutnya, di musholah sekitar pukul 15.16 WITA dirinya melihat satu mahasiswa baru dan langsung menyuruhnya mengumandangkan azan. Setelah sholat sunat dan ashar dirinya kembali ke lantai satu untuk mengecek perbaikan skripsi mereka.
“Tidak biasanya, lama saya menunggu tetapi mereka belum juga datang. Dan saya menuju ke mobil untuk menaruh laptop. Kemudian kembali ke ruang dosen Jurusan Kimia menunggu mereka untuk bimbingan perbaikan skripsi,” urainya.
“Mereka pun belum muncul. Biasanya mahasiswa datang lebih dulu dan menunggu di depan pintu Jurusan,” sambungnya.
Sesaat di ruang dosen, dirinya melihat Kaprodi Pendidikan Kimia, Mangara Sihaloho keluar dari ruangannya dan mengabarkan sesuatu ke Ibu Julhim dan Ibu Erni bersama mahasiswa di ruang Jurusan sebelah selatan. Dirinya yang berada di bagian utara tidak mendengar apa yang disampaikan Kaprodi, namun melihat Julhim dan Erni bersama mahasiswa menampakkan raut kesedihan yang mendalam karena begitu cepatnya kematian Balqis yang tidak disangka-sangka. Dikira hanya pingsan saja.
“Ibu Erni pun menuju ke saya dan memberi tahu kabar bahwa yang pak Mangara sampaikan adalah kabar kematian Balqis. Semoga husnul khotimah, Balqis,” terangnya dalam tulisan tersebut.
Mendengar cerita dari teman-temannya, Balqis pingsan saat akan melaksanakan shalat ashar. Beberapa dosen dan puluhan teman-temannya segera melarikannya ke Rumah Sakit Toto, Kabila. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh tenaga medis Balqis dinyatakan telah meninggal dunia. Ketua Jurusan Kimia Bu Wiwin yang turut mendampingi Balqis saat itu shock dan memberi tahu paramedis untuk kembali memeriksa Balqis, sebeb belum yakin kalau Balqis telah meninggal dunia. Mahasiswa semester 9 Prodi Pendidikan Kimia ini diantar oleh sejumlah dosen dan mahasiswa kimia ke rumah duka. Kesedihan mendalam bagi Jurusan Kimia FMIPA UNG.
Baca Juga: Kronologi Wafatnya Mahasiswa MIPA UNG Saat Konsultasi Skripsi
Menurut pembimbing skripsinya Dr. Lukman A.R Laliyo, hasil penelitian Balqis sedang disiapkan untuk diterbitkan pada jurnal internasional bereputasi (Q1 atau Q2). Balqis berani mengambil riset yang merupakan trend terbaru dalam riset bidang pendidikan. Dalam risetnya Balqis mengukur level strategi pengambilan keputusan mahasiswa kimia pada penyelesaian masalah social scientific.
“Ini skripsi terbaik bimbingan saya dalam 5 tahun terakhir kata Pak Lukman,’ tegasnya dalam tulisan tersebut.
Dekan FMIPA yang juga dosen Jurusan Kimia Prof. Astin Lukum menyebut Balqis sebagai syuhada pendidikan. Meninggal dunia saat berjuang menyelesaikan tugas akhirnya. Meninggal saat akan menunaikan shalat ashar.
Baca Juga: Kisah Balqis Hanun Fitria, Mahasiwa UNG yang Wafat Saat Berjuang Menyelesaikan Skripsi
“Selamat jalan Balqis, Anak yang baik dan selalu senyum bahagia di depan dosen. Semoga Allah merahmatimu dengan rahmat yang luas,” tutup tulisan tersebut. (Putra/Gopos)