GOPOS.ID – Kerukunan antar umat beragama di Indonesia dinilai butuh Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Karena disadari bahwa radikalisme dan isu teroris yang marak terjadi sering mengatasnamakan nama agama.
Hal ini dikatakan oleh Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama, Kementrian Koordinator Bidang Pembangunan Manusa dan Kebudayaan RI Agus Sartono, saat menjadi keynote speaker pada kegiatan Rapat Koordinasi Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama Melalui Program Ormas Keagamaan.
Kegiatan dengan tema “Harmoni Dalam Keberagaman”, yang dilaksanakan oleh Kemenko PMK RI bekerjasama dengan Kakanwil Agama Provinsi Gorontalo, Kamis, (7/11/2019) yang berlangsung di Balroom Hotel Horizon Gorontalo.
“Sejatinya Indonesia masyarakatnya majemuk, bukan hanya dari suku, budaya, bahasa, maupun ras, tetapi juga majemuk dalam agama. Hal demikian juga yang saya lihat di Gorontalo, dengan filosofi adat bersendikan sara, sara bersendikan qhitabullah, Gorontalo termasuk wilayah yang aman dari isu hoaks terkait radikalisme,”kata Agus
Agus menjelaskan melalui rapat koordinasi pemeliharaan kerukunan umat beragama ini diharapkan pemerintah tidak hanya fokus terhadap pembangunan infrastruktu. Namun terhadap pembangunan kualitas manusia. Ia menambahkan, pada dasarnya infrastruktur memang merupakan syarat utama supaya suatu wilayah terlihat lebih maju. Infrastruktur yang baik juga tidak akan ada artinya kalau kualitas SDM tidak dibangun.
Sementara itu Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim yang membuka kegiatan tersebut meyambut baik rapat koordinasi ini. Menurutnya, di Gorontalo sendiri memang mayoritas agama islam. Tetapi pemerintah tidak mengenal mayoritas dan minoritas, yang dilihat adalah kualitas umat beragama itu sendiri.
Baca juga: Semangat Patriotisme Nani Wartabone Harus Tertanam di Jiwa Pemuda Gorontalo
Atas nama Pemprov Gorontalo kami sangat berterimakasih dan apresiasi dengan dilaksanakannya rapat koordinasi ini. Kami di Gorontalo sendiri. Yakin setiap agama menghargai kebhinekaan. Dengan adanya ormas keagamaan ini juga diharapkan, bisa membantu pemerintah mengatasi konflik-konflik yang mengedepankan isu isu agama,” tuturnya. (rls/adv/andi/gopos)