GOPOS.ID, GORONTALO – Tak banyak burung migran yang menyinggahi Danau Limboto, Gorontalo, pada musim migrasi tahun ini. Perkumpulan Biodiversitas Gorontalo (BIOTA) mengamati jumlah individu dan jenis burung migran yang menyinggahi kawasan basah di Danau Limboto berkurang dibanding musim migrasi tahun-tahun sebelumnya.
“Kami beberapa kali di lapangan hanya menemukan gagang bayam timur, trinil semak dan cerek kernyut di persawahan Danau Limboto dalam beberapa kali pengamatan,” kata Debby Mano, Ketua BIOTA, dalam keterangan tertulis yang diterima gopos.id, Sabtu (16/9/2023).
Ada beberapa burung migran yang umum ditemukan di Danau Limboto. Seperti burung Gagang bayam timur atau White headed Stilt (Himantopus leucocephalus), Cerek kernyut atau Wood Sandpiper (Tringa glareola), cerek kernyut atau Pacifik Golden Plover (Pluvialis fulva).
Tahun-tahun sebelumnya burung jenis ini ditemukan dalam jumlah individu yang berlimpah. Berdasarkan pengalaman dan data yang dimiliki BIOTA, pada Agustus-September merupakan waktu yang paling banyak ditemukan burung migran di Danau Limboto.
Debby tidak bisa memastikan penyebab berkurangnya kunjungan burung migran di kawasan danau ini. Diduga salah satu penyebab berkurangnya kunjungan burung migran karena perubahan bentang Danau Limboto setelah ada pengerukan dan pembersihan enceng gondok. Selain itu volume air danau yang berkaitan dengan curah hujan.
“Pada musim kemarau panjang volume air danau turun sehingga banyak lumpur di permukaan. Lumpur ini yang memudahkan burung migran mencari makan. Sekarang kondisinya sudah berbeda karena permukaan air danau masih tinggi,” kata Debby.
Menurutnya, Trinil semak atau cerek kernyut yang biasanya datang dalam jumlah banyak, namun pada beberapa bulan terakhir sulit ditemukan. Sebagian kecil burung migran ini ditemukan di persawahan warga yang berada di sisi luar danau. Di tempat ini juga semakin jarang ditemukan adanya burung migran.
“Burung migran yang datang adalah jenis burung air, mereka sangat bergantung pada lahan basah. Jika kawasan danau ini berubah drastis, mereka dipastikan kehilangan habitat hidupnya,” tambahnya.
Selain perubahan bentang danau, hal lain yang mempengaruhi langsung adalah gangguan manusia. Danau Limboto terletak di pemukiman dan sebagian kawasannya dikelilingi jalan tanggul, sehingga memudahkan para pemburu satwa yang datang setiap hari terutama pada Sabtu dan Minggu.(hasan/gopos)