GOPOS.ID, BLITAR – Badan Pusat Statiistik (BPS) Kota Blitar diharapkan mampu bersinergi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Blitar. Harapan tersebut disampaikan oleh Wali Kota Blitar Santoso saat peresmian gedung baru BPS Kota Blitar dan BPS Kabupaten Bondowoso oleh BPS RI, Kamis (25/3/2021). Gedung baru BPS Kota Blitar sendiri saat ini lokasinya berada di Jalan Kenari, Kelurahan Plosokerep, Kota Blitar.
Dalam acara itu juga dihadiri secara langsung oleh Kepala BPS Pusat, Dr. Suhariyanto, Kepala BPS Provinsi Jawa Timur, Dadang Hardiwan, S.Si, M.Si, Kepala BPS Kabupaten Blitar, M Sarjan, dan Kepala BPS Kota Blitar, Erny Fatma Styoharini.
Walikota Blitar Santoso menyampaikan, berkaitan dengan gedung yang baru diresmikan, harus bisa menjadikan keberkahan kepada seluruh karyawan dan karyawati BPS di Kota Blitar. Meskipun saat ini masih dalam pandemi Covid-19, ia menghimbau, hal tersebut tidak dijadikan beban yang berat dalam bekerja.
“Kemarin berkaitan dengan survei secara online Kota Blitar mendapatkan salah satu rating tertinggi di Jawa Timur. Ini patut kita banggakan,” ucap Santoso saat menyampaikan sambutan.
Ia menyebutkan, gedung yang dibangun tidak akan ada artinya tanpa adanya performa kerja yang meningkat. Seiring dengan banyaknya perubahan, tentu juga harus menciptakan suasana nyaman dan kondusif, agar semuanya bisa bekerja sebaik-baiknya.
“Sinergitas dan kerja sama harus tetap dibangun dengan baik, sehingga bisa meningkatkan kinerja yang selama ini sudah berjalan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala BPS Pusat, Dr. Suhariyanto mengatakan ucapan selamat atas diresmikannya gedung BPS Kota Blitar yang baru. Ia menyebut BPS mempunyai ciri khas tersendiri dalam bangunannya, baik itu simbol maupun warna yang digunakan BPS.
“Semua kantor BPS di daerah maupun mempunyai prototipe yang sama, sehingga semuanya diharapkan bisa membangun semangat kerja yang sama pula,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan, pemerintah tidak mungkin membuat sebuah kebijakan kalau tidak ada landasan dengan data statistik. Di semua negara keberadaan statistik sangatlah penting.
“Kalau kita tidak punya data statistik, bagaimana kita melakukan evaluasi, bagaimana kita membuat kebijakan,” pungkasnya. (mt/adv/humas/gopos)