GOPOS.ID, GORONTALO – BKKBN Provinsi Gorontalo melaksanakan launching atau kick off Taman Asuh Anak (Tamasya) dan Gerakan Ayah Teladan (Gate) Tingkat Provinsi Gorontalo, Rabu (11-12-2024).
Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Gorontaloz Aan Ari Witoko menjelaskan
Kualitas sumber daya manusia yang baik, secara otomatis akan mengangkat harkat dan martabat suatu bangsa.
Pemerintah sebagai penyelenggara negara dituntut aktif membangun kualitas manusia demi tercapainya cita-cita bangsa, yakni bangsa yang mandiri dan berdaulat, dari sisi sosial, budaya dan ekonomi.
Program Bangga Kencana merupakan langkah penting untuk mencapai kualitas sumber daya manusia yang baik, karena dapat membantu keluarga-keluarga di Indonesia untuk lebih fokus pada peningkatan kualitas setiap pribadi anggotanya, yang akan berdampak pada kualitas penduduk.
“Saat ini Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional mempunyai 5 (Lima) Program Unggulan yang kita kenal dengan program quick win antara lain : 1.Taman Asuh Anak (TAMASYA) yaitu Daycare bagi lembaga pemerintah dan swasta yang menyediakan pengasuh yang terverifikasi, 2.Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) berupa intervensi keluarga rentan stunting dengan bantuan yang sesuai kebutuhan, 3.Gerakan Ayah Siaga (GATE) atau gerakan optimalisasi peran ayah menjawab fenomena Fatherless. 4.SuperApps tentang keluarga berupa edukasi seputar parenting dan 5.Lansia Berdaya yaitu program yang menyediakan homecare berbasis komunitas untuk orang tua yang tidak mendapatkan perawatan oleh anak.,” ujarnya menerangkan.
Sebagai informasi, Data UNICEF tahun 2021, sekitar 20,9% anak-anak di Indonesia kehilangan kehadiran ayah mereka, baik akibat perceraian, kematian, atau pekerjaan ayah yang jauh dari keluarga.
Selain itu, survei Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun yang sama mengungkapkan bahwa hanya 37,17% anak usia 0–5 tahun yang diasuh oleh kedua orang tua kandung secara bersamaan. Pengasuhan anak yang optimal membutuhkan keterlibatan penuh dari kedua orang tua, baik ayah maupun ibu.
“Namun, data diatas menunjukkan bahwa masih banyak anak di Indonesia yang tumbuh tanpa kehadiran sosok atau peran ayah, atau yang kita kenal dengan istilah fatherless,” ujar dia.
Fenomena fatherless memberikan dampak negatif terhadap tumbuh kembang anak dan kesejahteraan keluarga. Situasi ini menuntut perhatian bersama, mengingat pentingnya kehadiran ayah dalam mendukung terciptanya lingkungan keluarga yang sehat dan harmonis.
Untuk meminimalisir hal diatas, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional melalui Tamasya Daycare melakukan pendampingan pengasuhan Daycare yang sudah ada di seluruh lembaga pemerintah dan swasta mengacu pada pedoman yang berlaku.
Pelayanan Daycare meliputi peningkatan kapasitas bagi wali asuh tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak, pemantauan Daycare, pencatatan, pelaporan dan evaluasi Daycare, sistem informasi serta pengawasan Daycare. Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN juga terus mendorong penguatan peran ayah, dalam pengasuhan, agar tumbuh kembang anak optimal melalui Kampanye Gerakan Ayah Teladan (GATE).
Dalam upaya pengembangan layanan pengasuhan anak usia dini yang berkualitas melalui layanan Daycare yang terstandarisasi Menuju Tamasya, mensosialisasikan Gerakan Ayah Teladan serta pemberian apresiasi kepada pengelola dan pelaksana BKB untuk 1000 HPK maka Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga /Kepala BKKBN menyelenggarakan Kick Off Menuju Taman Asuh Anak (Tamasya) dan Gerakan Ayah Teladan (GATE), dengan target satu juta peserta daring Yang saat ini kita ikuti bersama secara Hybrid Luring dan daring melalui life streaming kanal Youtube BKKBN Official dan zoom meeting.
“Saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak atas dukungan dan kolaborasinya dengan BKKBN selama ini, semoga komunikasi dan kerjasama yang baik ini akan berlanjut dimasa yang akan datang. Dengan semangat bapak/ibu , kami juga berharap bapak/ibu semua berkenan bersama kami untuk mengsukseskan program Tamasya dan Gate di provinsi Gorontalo,” tutupnya.
Ditempat yang sama PJ Gubernur Gorontalo melalui Kepala Dinas PPPA Provinsi Gorontalo dr. Yana Yanti Suleman menyampaikan
Bonus demografi merupakan hasil rekayasan struktur demografi yang membutuhkan kebijakan kependudukan yang tepat untuk memanfatkannya.
Bonus demografi mengantarkan suatu negara untuk menikmati pertumbuhan ekonomi dengan semakin rendahnya angka ketergantungan.
Angkatan kerja yang besar dapat meningkatkan penghasilan per kapita. Keluarga kecil memberikan kesempatan kepada perempuan untuk memasuki pasar tenaga kerja sehingga meningkatkan penghasilan rumah tangga.
“Peningkatan partisipasi perempuan dalam dunia kerja menghadirkan tantangan besar, terutama dalam memastikan keseimbangan antara tanggung jawab profesional dan kebutuhan keluarga, khususnya dalam pengasuhan anak,” kata Yana membacakan sambutan PJ Gubernur Gorontalo.
Lanjut dia, Pengasuhan alternatif menjadi salah satu hal penting dalam pemenuhan hak dan perlindungan anak salah satunya Taman Penitipan Anak atau Daycare.
Selain itu dalam pengasuhan anak yang optimal membutuhkan keterlibatan penuh dari kedua orang tua, baik ayah maupun ibu. Namun, data menunjukkan bahwa masih banyak anak di Indonesia yang tumbuh tanpa kehadiran sosok atau peran ayah. Untuk mengatasi isu tersebut, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN menginisiasi Kampanye Gerakan Ayah Teladan (GATE) sebagai penguatan peran ayah, dalam pengasuhan, agar tumbuh kembang anak optimal.
“Kami Pemerintah Provinsi Gorontalo mendukung penuh program Taman Asuh Anak (Tamasya) dan Gerakan Ayah Teladan (GATE) yang saat ini kita ikuti bersama Kick Off Taman Asuh Anak (Tamasya) dan Gerakan Ayah Teladan (GATE),” tuturnya.
Harapan kami kedepannya setelah kegiatan ini, ada kolaborasi antara Perwakilan BKKBN Provinsi Gorontalo dengan stakeholder yang terkait yaitu Dinas PPPA, Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dalam hal peningkatan layanan (1) pemenuhan hak anak, pengasuhan berkualitas berbasis hak anak, kesehatan, dan perlindungan, (2) Pengasuhan dan perlindungan kesejahteraan pendidikan, kesehatan, dan pencegahan diskriminasi dan (3) Pengembangan holistik anak usia dini dengan pengasuhan, kesehatan, pendidikan, dan deteksi dini tumbuh kembang,” harapnya. (Putra/Gopos)