GOPOS.ID, MARISA – Festival Pesona Pohon Cinta (FPPC) 2025 yang berlangsung di kawasan wisata Pohon Cinta, Kecamatan Marisa, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo tak hanya menjadi ajang promosi budaya. Kegiatan yang berlangsung 1-3 Agustus 2025 ini juga menjadi wadah edukasi rasa cinta terhadap Rupiah dan penguatan sistem ekosistem digital seiring pencanangan kawasan Pohon Cinta sebagai Kawasan Transaksi Nontunai.
Pencanangan Kawasan Transaksi Nontunai menjadi rangkaian kegiatan pembukaan FPPC 2025, Jumat (1/8/2025). Pencanangan dilakukan Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail, didampingi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Gorontalo, Bambang Setya Permana, serta Wakil Bupati Pohuwato Iwan Adam.
Perpaduan budaya dan digitalisasi ekonomi pada FPPC 2025 merupakan wujud sinergi Bank Indonesia dan Pemkab Pohuwato. Terutama dalam mendukung Program Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (P2DD), serta penguatan literasi masyarakat terhadap uang Rupiah melalui kampanye Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah (CBP Rupiah).
Kepala Perwakilan BI Gorontalo, Bambang Satya Permana, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih atas kolaborasi yang terjalin selama 4 tahun antara BI dengan Pemkab Pohuwato dalam mendorong transaksi non tunai di Pohuwato melalui kegiatan FPPC.
“FPPC 2025 menjadi momentum penting dalam mendukung program Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) melalui Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD),” ungkap Bambang Setya Permana.
Menurut Bambang Setya Permana, pencanangan kawasan transaksi nontunai menjadi salah satu pencapaian TP2DD Kabupaten Pohuwato yang perlu dibuktikan melalui peningkatan jumlah transaksi masyarakat dengan menggunakan layanan transaksi digital QRIS (Quick Response Indonesian Standard). Bambang menyerukan semangat “Satu QRIS untuk Semua” sebagai ajakan kepada seluruh masyarakat Gorontalo untuk menjadikan transaksi digital sebagai budaya baru menuju Kabupaten Pohuwato yang sehat, hijau, andal, agamis dan produktif.
“Mari kita bersama bertransaksi dengan QRIS. Dulo ito mo make QRIS, untuk ekonomi Pohuwato yang semakin maju!,” seru Bambang.
Setelah acara seremoni, Gubernur bersama para tamu VIP meninjau langsung booth UMKM yang telah menggunakan QRIS dalam transaksinya. Kehadiran mereka menjadi simbol dukungan terhadap ekosistem digital yang inklusif dan merata di seluruh lapisan masyarakat.
Selama tiga hari, festival ini menyajikan berbagai hiburan dan pertunjukan menarik, seperti pentas seni anak, karnaval budaya multi etnis, drama musikal, lomba tari kreasi Gorontalo, fashion show Karawo, serta konser musik digital yaitu Live QRIS Concert. Festival ini juga menghadirkan pameran UMKM yang berlangsung sepanjang hari, menjadi wadah promosi produk lokal berbasis digital sekaligus sarana inklusi keuangan.
Dengan antusiasme tinggi dari masyarakat, dukungan penuh dari Pemkab dan stakeholder strategis, serta semangat bersama dalam mendigitalisasi daerah, FPPC 2025 diharapkan menjadi tonggak penting dalam perjalanan ekonomi digital Kabupaten Pohuwato yang inklusif dan berkelanjutan.
Transaksi Nontunai di Pohuwato Terus Meningkat
Transaksi non tunai melalui QRIS di Pohuwato terus meningkat. Pada semester I-2025 (data sampai dengan bulan Juni), tercatat sebanyak 9.368 merchant QRIS yang ada di Pohuwato, meningkat dibandingkan semester I-2024 sebesar 8.337 merchant QRIS. Namun demikian jumlah merchant QRIS di Pohuwato masih sangat kecil dibandingkan dengan data Provinsi Gorontalo yang tercatat sebesar 132 ribu merchant.
Oleh karena itu, Bank Indonesia mengajak seluruh mitra strategis untuk mendorong semakin banyak toko, warung dan agen yang menjadi merchant QRIS dan mengajak masyarakat untuk beralih dari transaksi tunai ke transaksi dengan QRIS, yang pasti cepat, mudah, murah, aman dan handal. Apalagi saat ini transaksi QRIS menjadi indikator kemajuan digitalisasi di daerah dan terbukti mendukung perkembangan ekonomi daerah, termasuk Kabupaten Pohuwato yang sehat, hijau, andal, agamis, dan produktif (SIAP).(*/hasan/gopos)