GOPOS.ID, GORONTALO – – Musim penghujan yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir, memberi kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat. Sebab tidak sedikit kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi dimusim seperti ini.
Dari data yang diperoleh, kasus DBD di tahun 2018 mencapai 813 kasus DBD, dengan angka kematian mencapai 1,7 persen atau 14 kasus kematian.
Kasus tertinggi terjadi di wilayah Kabupaten Gorontalo yang mencapai 244 kasus, kemudian Pohuwato 210 kasus, Bone Bolango 111 kasus, Gorontalo Utara 103 kasus, Kota Gorontalo 94 kasus dan Boalemo 51 kasus.
Dikonfirmasi dr. Irma Cahyani Ranti, Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular di Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo bahwa di bulan Januari 2019 ini sudah ada beberapa laporan yang masuk tentang kasus DBD.
Namun ia belum bisa memastikan jumlahnya sebab laporan resminya menunggu dari dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Hanya saja ia perlu menekankan bahwa di musim penghujan seperti ini, masyarakat harus lebih waspada.
Mengingat kasus DBD tahun lalu cukup tinggi. Menurutnya kekhawatiran saat ini DBD bukan hanya terjadi karena adanya nyamuk Aedes Aegypti, namun bisa ditularkan melalui transovular.
Baca juga : Angka Kemiskinan Gorontalo Turun Jadi 15,83 Persen
Yaitu, penularan virus secara vertikal dari nyamuk betina yang infektif dengue kepada keturunannya. Ini berarti nyamuk yang infektif dengue dapat menularkan virus tersebut kepada telur-telurnya.
“Kita tetap harus waspada. Sebab saat ini nyamuk mendapatkan virus dengue melalui orang yang positif. Kasus seperti ini lebih serius lagi, ribuan telur nyamuk betina yang kemudian sudah menjadi larva serta menjadi nyamuk dewasa secara otomotis terinfektif dan membawa penyakit DBD. Dengan ditemukan adanya penularan secara transovarial seperti ini maka upaya penanggulanganya juga berbeda,” kata dr. Irma.
Dikatakan dr. Irma bahwa upaya-upaya pencegahan harus dilakukan secara serius oleh masing-masing masyarakat dengan cara membasmi jentik-jentik nyamuk dengan 3M Plus.
Di antaranya Menguras, Menutup, mengubur dan Memantau Jentik, menggunakan lotion anti nyamuk serta menaburkan Abbate Plus menggunakan Kelambu saat tidur.
Baca juga : Fakultas Kedokteran UNG Mulai Terima Maba Tahun Ini
Penggunaan fogging saat ini pun dianggap beresiko. Sebab akan menimbulkan penyakit yang baru.
“Bisa-bisa ketika sering di fogging, peptisida yang digunakan akan membuat nyamuknya menjadi kebal. Sebab fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, dan tidak dapat membunuh jentik,” sambungnya.
Sehingga perlu adanya tindakan non kimia dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), serta 3M Plus. Mulailah dari rumah sendiri, kemudian sosialisasikan kepada tetangga atau lihat tempat-tempat penampungan air yang ada di rumah tetangga, kerabat atau sanak saudara.
Baca juga : Angka Kematian Ibu Turun dalam 2 Tahun Terakhir
“Ketika jentik-jentik ini terkontaminasi dengan peptisida fogging, maka akan membuat nyamuk tersebut menjadi kebal dan resisten terhadap peptisida foging,” papar dr. Irma.
Sementara itu, rilis yang diterima gopos.id, Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengingatkan kepada masyarakat untuk mewaspadai DBD tidak hanya di musim hujan. Namun juga musim kemarau terutama di tempat-tempat genangan air atau barang bekas.
“DBD pun rentan menyerang manusia di musim kemarau kalau ada tempat genangan air seperti di barang bekas di gudang rumah atau bak mandi yang jarang dikuras,” kata Menkes Nila di Jakarta, Senin (14/1).
Berdasarkan data Kejadian Luar Biasa (KLB) dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Kemenkes, pada 2018 telah ada 584 kasus DBD berdasarkan laporan dari 6 provinsi dan 8 kabupaten/kota.
Pada Novmber 2018 Kemenkes telah mengirimkan surat edaran kewaspadaan peningkatan kasus DBD kepada para gubernur.
Kemekes juga melakukan tindakan pencegahan dengan Pemberantas Sarang Nyamuk (PSN) dan 3M plus.
Yakni menutup semua tampungan air atau sumber air, menguras bak mandi, mendaur ulang barang bekas, menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, serta menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk. (ndi)