GOPOS.ID, MARISA – Kepolisian Resor (Polres) Pohuwato masih menelusuri motif yang melatarbelakangi ID alias Is, Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pohuwato yang tewas gantung diri. Kabar yang beredar, pria yang bertugas sebagai Kepala Seksi di Kantor Kecamatan Marisa, itu diduga gantung diri karena depresi terkait persoalan investasi online jenis perdagangan uang (forex).
Informasi yang dirangkum gopos.id, Is diketahui merupakan salah satu admin investasi online Forex, Smart Trader. Aktivitas itu dilakoni Is sejak beberapa tahun terakhir. Belakangan diketahui investasi online Smart Trader bermasalah alias masuk kategori investasi bodong. Permasalahan itu berimbas kepada Is. Satu per satu para member mulai menagih pengembalian modal (uang) yang ditelah diserahkan kepada pria 55 tahun tersebut.
Berita Terkait: Seorang ASN Pohuwato Ditemukan Tewas Gantung Diri
Lambat laun tekanan yang dihadapi Is makin bertambah. Para member yang menagih pengembalian modal makin menumpuk. Bahkan terinformasi bila Is sering dikejar-kejar member untuk mengembalikan modal yang sudah diberikan. Tapi apa daya, uang para member itu sudah diserahkan kepada sang owner. Sementara di sisi lain Is masih menunggu pula pencairan modal para member dari owner. Hal itu membuat Is depresi berkepanjangan hingga akhirnya memutuskan gantung diri.
Kabar kepergian Is membuat sejumlah kerabat dan kolega kaget. Pasalnya, dalam kehidupan sehari pria yang pernah menjabat Kepala Seksi PTK SD Diknas Pohuwato itu dikenal sebagai sosok yang ramah dan baik.
“Dugaan saat ini beliau bunuh diri karena depresi. Menurut istrinya banyak member yang sering menagih uang kembali sehingga dia merasa takut. Bahkan diancam oleh para member terkait investasi yang ownernya Didin,” kata KBO Reskrim Polres Pohuwato, Ipda Yoptan Robert Frans, S.H, saat dikonfirmasi wartawan di lokasi kejadian, Senin (01/03/2022).
Berdasarkan hasil pemeriksaan Reskrim Polres Pohuwato, korban bunuh diri murni gantung diri, mereka tidak ditemukan unsur kriminal.
“Sekarang korban kita bawa ke rumah sakit untuk dilakukan autopsi untuk memastikan kematian korban apakah gantung diri atau dibunuh,” tutup Ipda Yoptan.(yusuf/gopos)
Catatan Redaksi: Informasi yang ada dalam artikel ini tidak dimaksudkan untuk menjadi inspirasi bagi siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Hidup seringkali sangat sulit dan membuat stress, tetapi kematian tidak pernah menjadi jawabannya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecenderungan bunuh diri, silakan hubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah sakit terdekat.