GOPOS.ID, GORONTALO – Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) melakukan pembinaan pengelolaan arsip statis di Provinsi Gorontalo.
Pembinaan ini dilakukan melalui Bimbingan Teknis (Bimtek) dalam rangka Risk Assessment Arsip Statis Bernilai Guna Nasional tahun 2024 di Lingkungan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Gorontalo, Selasa (5/3/2024) di Gedung Inspektorat Kota Gorontalo.
Bimtek yang akan berlangsung selama tiga hari ini diikuti oleh perwakilan arsiparis dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan kabupaten/kota di Provinsi Gorontalo, Perwakilan OPD, dan Lembaga Kearsipan Perguruan Tinggi Universitas Negeri Gorontalo (UNG).
Sekertaris Daerah Provinsi Gorontalo, Sofian Ibrahim membuka langsung kegiatan yang ikut dihadiri oleh Direktur Preservasi Arsip Nasional Republik Indonesia, Agus Santoso tersebut.
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Gorontalo, Ridwan Hemeto mengatakan, kegiatan ini baru pertama kali dilakukan oleh ANRI di Provinsi Gorontalo.
“Kegiatan risk assessment penilaian risiko terhadap arsip statis ini baru kali ini dilakukan di Provinsi Gorontalo. Tapi ini bukan kegiatan baru untuk ANRI, khusus di Provinsi Gorontalo baru pertama kali ini di lakukan kegiatan bimtek ini” ujar Ridwan Hemeto.
Kegiatan ini juga sekaligus dirangkaikan dengan pemberian Bahan Praktek Risk Assessment dari Direktur Preservasi ANRI kepada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan, serta pemberian cenderamata dari Direktur Preservasi ANRI kepada Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo.
Ridwan menjelaskan, kegiatan ini merupakan suatu penghargaan bagi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Gorontalo, karena bisa menjadi penguatan kapasitas bagi sumber daya manusia khususnya arsiparis.
“Jadi minimal para arsiparis lebih mengenal penanganan arsip yang sudah rusak, metode atau tata caranya bagaimana. Walaupun masih ada yang memang sudah rusak atau sudah hilang terpaksa los arsip, tetapi kalau masih ada yang bisa di selamatkan, minimal itu yang bisa kami pertahankan,” ujarnya
Pengelolaan arsip statis dan risk assessment ini memang menjadi salah satu kegiatan rutin yang di programkan oleh ANRI.
Direktur Preservasi Arsip Nasional Republik Indonesia, Agus Santoso Mengatakan bahwa kegiatan bimtek ini sudah dari jauh hari diprogramkan dan Provinsi Gorontalo menjadi Provinsi yang kesekian kalinya mereka kunjungi.
“Jadi kami ingin menerapkan serta membagi ilmu baru melalui risk assessment. Jadi bagaimana arsip-arsip kita coba untuk memperbaiki yang rusak-rusak, dan ini merupakan kegiatan terbaru di Gorontalo,” ujar Agus Santoso.
Agus ikut berpesan supaya kegiatan risk assessment ini tidak hanya berhenti pada bimtek saja.
“Tetapi akan terus berlanjut agar beberapa peserta yang belum sempat hadir di kegiatan ini bisa mempelajari materi yang diberikan dari peserta yang hadir,” kata Agus menandas. (iya/gopos)