GOPOS.ID, MARISA – Angka Stunting di Kabupaten Pohuwato, setiap tahunnya mengalami penurunan. Menurut hasil riset kesehatan dasar tahun 2018 sebesar 17,87 persen, dan berdasarkan data anak usia di bawah dua tahun (baduta) hasil penimbangan posyandu 2019 sebesar 380 orang atau 7,43 persen, dan pada tahun 2020 turun menjadi 270 orang atau 5,3 persen.
Mendengar penurunan itu, Bupati Pohuwato Saipul Mbuinga merasa bersyukur atas turunnya angka Stunting di Pohuwato. Hal itu disampaikan pada saat melakukan pencanangan Rumah Tangga Pelopor Pencegahan Stunting (RTP2S) di Desa Bunto, Kecamatan Popayato Timur, Senin (27/12/2021).
“Alhamdulillah kabar baik juga dari Tim Gerbos Emas tingkat Kabupaten Pohuwato. Dari hasil evaluasi sementara bahwa di tahun 2021 ini, angka stunting kita juga turun satu digit dari tahun 2020,” ungkap Saipul.
Menurut Saipul, stunting tidak hanya mengenai pertumbuhan anak yang terhambat, namun juga sangat berkaitan dengan perkembangan otak yang kurang maksimal.
“Jadi pencegahan stunting ini penting, jika dibiarkan ini akan menyebabkan kemampuan mental dan belajar anak, di bawah rata-rata. Ini bisa berakibat pada prestasi sekolah yang buruk,” tutur Saipul.
Untuk itu, persoalan stunting telah menjadi agenda pembangunan nasional dan Kabupaten Pohuwato, salah satu daerah yang sejak tahun 2019 telah menjadi prioritas daerah yang masuk lokus stunting di Indonesia.
“Ini juga sesuai dengan visi misi kami dalam mewujudkan Pohuwato sehat, maju, sejahtera. Tentunya melalui pencegahan stunting seperti ini,” jelas Saipul.
Oleh karena itu, ia berharap angka stunting di Pohuwato semakin menurun. Karena tahun depan, mereka akan lebih berfokus di penurunan angka stunting.
“Saya berharap hal ini dapat ditingkatkan kinerjanya di tahun mendatang. Semoga selalu tercipta komitmen bersama, antara pemerintah daerah dan seluruh stakeholder yang ada,” tandasnya. (Yusuf/Gopos)