GOPOS.ID, LIMBOTO – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Gorontalo menyebut angka buta aksara atau buta huruf di daerah setempat saat ini sudah pada kategori rendah.
Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Nonformal, Agustina usai acara peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) tahun 2023 tingkat Kabupaten Gorontalo, di halaman SPNF SKB Limboto, Jumat (8/09/2023).
“Angka buta huruf di Kabupaten Gorontalo saat ini sudah tidak terlalu tinggi,” ungkap Agustina.
Agustina mengatakan, keberhasilan ini tidak lepas dari berbagai upaya yang dilakukan pemerintah daerah selama ini. Contohnya ialah mendorong eksistensi sekolah nonformal seperti Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
Selain itu, pihaknya juga selalu memberikan semangat dan motivasi kepada para pengajar, khususnya Kepala PKBM dan SKB untuk bergerilya mencari dan mengajak warga yang belum menempuh pendidikan maupun putus sekolah, sampai ke pelosok desa di setiap kecamatan.
Menurut Agustina, upaya tersebut sejauh ini cukup berhasil. Itu dibuktikan dengan terus meningkatnya jumlah warga belajar di sekolah-sekolah nonformal di Kabupaten Gorontalo, setidaknya dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir.
“Warga belajar kami itu sudah mengalami peningkatan. Di tahun 2016 hanya sekitar 600-an, sekarang kurang lebih 6000 orang. Ini terbagi dari paket A, B dan C,” bebernya.
Bagi pemerintah, peningkatan warga belajar tersebut sangat menggembirakan. Pasalnya, meski angta huruf rendah, tingkat putus sekolah di daerah itu masih cukup tinggi.
“Ini turut meningkatkan IPM (indeks pembangunan manusia) kita. Saat ini warga Kabupaten Gorontalo rata-rata pendidikannya kelas 2 SMP. IPM kita sekarang 7,13,” tandasnya. (Andi.S/Gopos)