GOPOS.ID, JAKARTA – Pesta Halloween yang biasa dirayakan setiap tanggal 31 Oktober berubah menjadi tragedi ketika 156 orang tewas berdesak-desakkan. Peristiwa tersebut terjadi di Itaewon, Korea Selatan, pada Sabtu, 29 Oktober 2022. Ini merupakan kasus kematian massal terburuk dalam sejarah Korea Selatan.
Merasa gagal menertibkan keamanan, para pejabat tinggi Korea Selatan menyampaikan permintaan maaf atas tragedi Itaewon. Menteri Dalam Negeri hingga polisi Korea Selatan membungkukkan badan menyampaikan permohonan maaf kepada publik.
Dalam sebuah sesi parlemen, Menteri Dalam Negeri, Lee Sang Min meminta maaf atas tragedi Itaewon. Dia mengakui bahwa negara memikul tanggung jawab atas keselamatan rakyat.
“Saya sangat meminta maaf kepada rakyat sebagai anggota Kabinet dalam posisi bertanggung jawab tanpa batas atas keselamatan rakyat. Pertama-tama, saya berdoa untuk mereka yang meninggal. Saya juga menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga yang ditinggalkan,” kata Menteri Dalam Negeri Korea Selatan Lee Sang Min dikutip dari Koreatimes.co.kr.
“Sebagai ayah dari seorang putra dan putri, kejadian ini sangat tragis dan disesalkan. Sulit bagi saya untuk menerima kenyataan ini dan kata-kata saya tidak dapat menggambarkan betapa mengerikannya itu,” lanjut Lee Sang Min.
Disisi lain, Walikota Seoul Oh Se Hoon juga menyampaikan permintaan maaf dan berjanji untuk membuat kebijakan keselamatan yang lebih baik. Sebelumnya, Yoon Hee Keun selaku Kepala Badan Kepolisian Nasional juga telah meminta maaf.
Yoon Hee Keun menyatakan bahwa polisi telah gagal menanggapi panggilan darurat untuk mengendalikan massa pengunjung pesta di Itaewon sebelum kerumunan massa di gang sempit tiba-tiba berubah menjadi mematikan.
“Kami telah mengkonfirmasi bahwa ada gelombang panggilan atas situasi serius sebelum insiden itu. Panggilan mendesak itu tentang bahaya kerumunan besar di daerah itu,” kata Yoon Hee Keun.
Menurut Hwang Chang Sun, seorang perwira polisi senior Korea Selatan yang menghadiri pertemuan di Markas Besar Penanggulangan Bencana dan Keselamatan Pusat, banyak warga menghubungi polisi terkait situasi di Itaewon sebelum kejadian. Tapi telepon mereka dianggap hanya sebagai “laporan ketidaknyamanan umum.”
“Saya berdoa untuk para korban yang meninggal dan menyampaikan belasungkawa saya kepada keluarga yang ditinggalkan. Saya berharap pemulihan yang cepat dari mereka yang terluka. Saya merasa bertanggung jawab besar untuk orang-orang yang terkejut dengan insiden itu. Saya akan mencoba yang terbaik untuk mencegah tragedi seperti itu terjadi lagi,” tambah Yoon Hee Keun.
Sementara itu, korban tewas dari kerumunan massa Itaewon naik menjadi 156 orang, termasuk 26 warga asing dari 14 negara. Dari korban tewas, 101 korban adalah perempuan dan 55 adalah laki-laki. Menurut Markas Besar Penanggulangan Bencana dan Keselamatan Pusat, ada 29 orang luka berat dan 122 orang luka ringan. (Nisa/Gopos)