No Result
View All Result
gopos.id
  • BERANDA
  • NEWS
    • Hukum & Kriminal
    • Indepth News
    • INFOGRAFIS
    • Info Pasar
    • Olahraga
    • Pemilu
    • Peristiwa
    • Politik
  • DAERAH
    • Gorontalo
    • Pohuwato
    • Gorontalo Utara
    • Kabupaten Gorontalo
    • Boalemo
    • Bolmut
    • Kota Smart
    • Wakil Rakyat
  • NASIONAL
  • LIFESTYLE
    • Infotaintment
    • Kuliner
    • Tekno
  • Derap Nusantara
  • MULTIMEDIA
    • Foto
    • Video
  • Gopos Literasi
  • BERANDA
  • NEWS
    • Hukum & Kriminal
    • Indepth News
    • INFOGRAFIS
    • Info Pasar
    • Olahraga
    • Pemilu
    • Peristiwa
    • Politik
  • DAERAH
    • Gorontalo
    • Pohuwato
    • Gorontalo Utara
    • Kabupaten Gorontalo
    • Boalemo
    • Bolmut
    • Kota Smart
    • Wakil Rakyat
  • NASIONAL
  • LIFESTYLE
    • Infotaintment
    • Kuliner
    • Tekno
  • Derap Nusantara
  • MULTIMEDIA
    • Foto
    • Video
  • Gopos Literasi
No Result
View All Result
No Result
View All Result
gopos.id

19 Warga Gorontalo Meninggal Karena TBC

Admin by Admin
Kamis 28 Maret 2019
in Ayo Germas, Gorontalo
0
41
SHARES
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

GOPOS.ID, GORONTALO – Indonesia menempati nomor tiga di dunia dengan kasus terbanyak penyakit Tuberkulosis (TBC) setelah China dan India. Bahkan 100 ribu nyawa orang melayang setiap tahun di Indonesia.

Dilansir dari VOA Indonesia, Indonesia mencatatkan setidaknya 300 orang meninggal dunia akibat penyakit TuberkUlosis (TBC). Ini menjadikan penyakit Mycobacterium tuberculosis-penyebab infeksi TB atau TBC menjadi salah satu penyakit mematikan di dunia.

Penyakit ini hinggap dan diam-diam menggerogoti paru-paru dan organ tubuh lain pada anak-anak maupun orang dewasa. Tidak hanya di perkotaan, tapi juga di pedesaan. Organ yang paling banyak diserang oleh kuman TB adalah paru-paru dengan gejala batuk berdahak yang tidak kunjung sembuh selama lebih dari dua minggu.

Indonesia juga menjadi negara nomor tiga di dunia, dengan kasus TB terbanyak setelah India dan China, padahal jumlah populasi penduduk kedua negara tersebut sudah di atas 1 miliar, sedangkan jumlah penduduk Indonesia hanya 267 juta. Lalu kenapa bisa menjadi nomor tiga di dunia dengan kasus TB terbanyak?

Country Director ‘Koninklijke Nederlandse Centrale Vereniging tot bestridjing der Tuberculose’ (KNCV) Indonesia, Erik Post mengatakan minimnya kampanye tentang bahaya penyakit ini, khususnya di kalangan kelompok masyarakat miskin menjadi salah satu faktornya.

Baca Juga :  Masyarakat Diimbau Teliti Beli Obat di Warung

Baca juga : Lawan TBC Sebelum Menggerogoti Tubuh

Karena itu, sejak tahun 1980an KNCV yang bekerja sama dengan USAID salah satu badan pemerintah Amerika Serikat dan Indonesia telah memberikan penyuluhan tentang penyakit TB ini pada beragam kelompok masyarakat. KNCV dan USAID juga memberikan sejumlah saran kepada Indonesia guna menekan dan memberantas TB.

“Kita bekerjasama dengan pemerintah, kita memberikan solusi, pelatihan kepada pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan. Ini merupakan proses yang lambat, karena setiap negara punya birokrasinya masing-masing, dan mereka membutuhkan banyak kebijakan,” ucap Erik kepada VOA dalam acara talkshow dan pameran Story of Hope untuk penguatan Program TB dalam komunitas masyarakat di Erasmus Huis, Jakarta, Senin (25/3/2019).

“Sejauh ini cukup sukses, beberapa tahun terakhir banyak komitmen tentang penanggulangan TB di Indonesia. Banyak kebijakan yang dimotori oleh KNCV dan USAID, dan mereka menemukan kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah,” sambungnya.

Semmentara itu di tahun 2018, Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo mencatat bahwa angka kematian penderita TBC di Gorontalo mencapai angka 19 orang. Dengan rincian Kota Gorontalo 4 orang meninggal, Kab. Gorontalo 6 orang meninggal, Boalemo 2 orang meninggal, Pohuwato 3 orang, Bone Bolango 2 orang dan Gorontalo Utara 2 orang.

Baca Juga :  Hari TB Sedunia, Dinkes Provinsi Gorontalo Laksanakan Pemeriksaan dan Pengobatan Gratis

Baca juga : Rakontek P2P: Terjadi Pergeseran Penyakit Menular ke Tidak Menular

Wakil Supervisor penanggulangan TBC, Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Dolvi Sumarauw,SKM mengungkapkan bahwa penderita TB di Gorontalo ditemukan ketika sudah dalam kondisi yang sulit untuk disembuhkan.

“Seharusnya ketika merasakan gejalah batuk selama 3 minggu tidak berhenti dan berat badan menurut dratis, harus segera periksa ke dokter atau Puskesmas setempat. Kalau dibiarkan, akan mengakibatkan penyakit ini lebih parah hingga kematian,” ucap Dolvi.

Lanjut dikatakan Dolvi, ketika ada masyarakat yang positif terkena TBC, maka masyarakat tersebut harus menjalani perawatan secara rutin selama 6 bulan.

“Masa ingkubasi penyakit ini selama dua minggu. Dua minggu itu jangan sampai putus pengobatannya. Kalau putus, pengobatan akan berlanjut selama enam bulan berturut-turut,” kata Dolvi.

Ketika putus lagi, maka penyakit tersebut akan resisten terhadap obat yang diberikan. Akibatnya, proses pengobatan harus berlanjut ke tahap pengobatan selama dua tahun tanpa putus.

Baca juga : Penghargaan Untuk Puskesmas dengan Penemuan TB Tertinggi

“Pengobatan lanjutan selama dua tahun, selain minum obat. Selama enam bulan pasien harus disuntik selama enam bulan. Itu makanya sangat penting pencegahan sedini mungkin, agar nantinya tidak menularkan kepada masyarakat lainnya,” tandasnya. (adm-01/gopos)

Tags: Ayo GermasTBCTBC GorontaloTuberkulosis
Previous Post

Wisata Nomadic Tourism Akan Kembangkan di Gorontalo

Next Post

Sebelum Wafat, Ini Pesan Karo Ops Polda Gorontalo

Related Posts

Jembatan Ambruk, Akses Warga Dulamayo Terputus
Gorontalo

Jembatan Ambruk, Akses Warga Dulamayo Terputus

Minggu 11 Mei 2025
Pentingnya Indeks Kerukunan Beragama Jadi Indikator Sosial
Gorontalo

Pentingnya Indeks Kerukunan Beragama Jadi Indikator Sosial

Sabtu 10 Mei 2025
Papan Larangan Diabaikan, Galian C Pakai Mesin Sedot di Sungai Bone Menjamur
Gorontalo

Papan Larangan Diabaikan, Galian C Pakai Mesin Sedot di Sungai Bone Menjamur

Sabtu 10 Mei 2025
Pemprov Gorontalo Tindak Lanjuti Isu Viral Pelayanan RSUD Ainun
Gorontalo

Pemprov Gorontalo Tindak Lanjuti Isu Viral Pelayanan RSUD Ainun

Jumat 9 Mei 2025
Alfamart Salurkan Bantuan ke Korban Angin Puting Beliung Desa Pentadio Timur
Gorontalo

Alfamart Salurkan Bantuan ke Korban Angin Puting Beliung Desa Pentadio Timur

Jumat 9 Mei 2025
Ketimpangan Gender di Gorontalo Menurun
Gorontalo

Ketimpangan Gender di Gorontalo Menurun

Jumat 9 Mei 2025
Next Post

Sebelum Wafat, Ini Pesan Karo Ops Polda Gorontalo

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Terpopuler

  • Seorang Pria di Tilango Cabuli Pengungsi Korban Banjir

    Oknum Mahasiswa Diduga Lecehkan Gadis 14 Tahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • UNG Lantik 19 Dokter Lulusan Angkatan Pertama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kejaksaan Geledah Dinas PU Gorut dan Kantor CV Nafa Karya Manado

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jembatan Ambruk, Akses Warga Dulamayo Terputus

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Seleksi PPPK Kotamobagu Tahap II Resmi Dibuka, Sekda Sampaikan Pesan Penting

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
WA Saluran
Facebook Icon-x Youtube Instagram Icon-ttk

© 2019 – 2023 Gopos.id  |  Gopos Media Online Indonesia | Gorontalo.

Iklan  |  Karir  |  Pedoman Media Cyber  |  Ramah Anak  |  Susunan Redaksi  |  Tentang Kami  |  Disclaimer

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • NEWS
    • Hukum & Kriminal
    • Indepth News
    • Info Pasar
    • INFOGRAFIS
    • Olahraga
    • Pemilu
    • Peristiwa
    • Politik
  • DAERAH
    • Gorontalo
    • Ayo Germas
    • Boalemo
    • Bone Bolango
    • Bolmong Utara
    • Gorontalo Hebat
    • Gorontalo Utara
    • Kabupaten Gorontalo
    • Kota Smart
    • Pohuwato
    • Wakil Rakyat
  • NASIONAL
  • LIFESTYLE
    • Infotaintment
    • Kuliner
    • Tekno
  • Derap Nusantara
  • MULTIMEDIA
    • Foto
    • Video
  • Gopos Literasi

© 2019-2023 Gopos.id Gopos Media Online Indonesia | Gorontalo.