GOPOS.ID, LIMBOTO – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) MM Dunda menjelaskan perihal meninggalnya bayi usai persalinan yang dilakukan tim medis RS Dunda, Rabu (4/8/2021).
Sebelumnya dikabarkan bayi dari pasangan Dandri Taib (21) dan Fitriyanti Tuli (23), pasangan suami istri asal Kecamatan Ponelo Kepulauan, Kabupaten Gorontalo Utara, meninggal usai dirinya menjalani persalinan dari RSUD MM Dunda Limboto. Kondisi bayi usai melahirkan sudah dalam kondisi tak normal. Di tubuh bayi terdapat beberapa keanehan. Wajah bayi mengalami luka di bagian pelipis dan bengkak dan lebam di beberapa bagian.
Beredar pula informasi, pihak keluarga mendapat rekomendasi Puskesmas Ponelo Kepulauan, bayi dalam keadaan sungsang. Sehingga harus mendapatkan penanganan intensif yakni jalur Operasi. Saat berada di RSUD MM pihak rumah sakit melakukan persalinan jalur normal.
Wakil Direktur Pelayanan RSUD MM Dunda Limboto, dr Rila Rita Thaib, mengungkapkan awalnya bayi tersebut berada dalam posisi bayi secara normal namun ketika proses persalinan berjalan, posisi bayi berada dalam keadaan tak normal yakni dengan posisi wajah terlebih dahulu menghadap pintu keluar.
“Akhirnya pada saat itu juga kami lakukan proses operasi,” ungkapnya saat Konferensi Pers di RSUD MM Dunda Limboto, Jumat (13/8/2021).
Rila mengatakan, usai melakukan operasi bayi langsung di bawa ke Ruang NICU atau neonatal intensive care unit untuk mendapatkan perawatan intensif.
“Kenapa dilakukan proses operasi karena pada saat kami melakukan tes USG (Ultrasonografi medis) bayi bisa dilahirkan secara normal,”katanya.
“Karena pada saat itu proses persalinan saat itu 80% bisa normal dan sisanya 20% tak normal,” imbuhnya.
Rila membeberkan, penyebab dari luka pada bagian wajah sebab benturan pada bagian kemaluan atau tulang kemaluan sang ibu karena bisa disebabkan oleh dorongan keluar gerakan kontraksi bayi, lanjutnya dan penyebab pembengkakan di sekujur tubuhnya disebabkan oleh pemasangan bekas infus.
“Sejak awal saja kelahiran bayi sudah tak normal, bayi pun saat keluar tak menangis,” bebernya.
Lebih Lanjut dirinya menjelaskan, Saat setiap melakukan proses penanganan pada bayi pihaknya selalu melakukan koordinasi bersama bapak dari sang bayi.
“Air ketubannya saja sudah berwarna hijau, kemungkinan meninggal akibat gagal napas dan sepsis yakni infeksi bakteri,” tegasnya.
Di tempat yang sama keluarga korban yakni ibu bayi Fitriyanti Tuli mengungkapkan, sudah menerima apa yang terjadi kepadanya dan telah melakukan mediasi serta penjelasan dari pihak rumah sakit.
“Kalau sesuai penjelasan dokter yang saya terima seperti itu dan saya mengerti apa yang terjadi pada bayi saya,” ungkapnya. (Putra/gopos)