GOPOS.ID, GORONTALO – Terbilang baru di Provinsi Gorontalo, Mahasiwa Fakultas Hukum, Universitas Negeri Gorontalo (UNG) bersama Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Pilohayanga, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo mengagas desa inklusi ramah difabel.
Program ini merupakan langkah memberdayakan masyarakat difabel atau penyandang disabilitas dengan memberikan ruang kepada mereka untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Program ini juga menjadi percontohan atau pilot project pemberdayaan masyarakat penyandang disabilitas di Provinsi Gorontalo.
Rektor UNG, Eduart Wolok mengatakan, desa inklusi merupakan salah satu target pembangunan berkelanjutan dari desa atau Sustainable Development Goals (SDGs) Desa.
“Otomatis jika ini berjalan dengan baik, ini akan menjadi pilot project untuk dikembangkan desa-desa lain yang memiliki kondisi yang sama dengan desa ini,” ucap Eduart usai membuka Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) Pendampingan Desa Pilohayanga dengan Program indeksi inovasi desa inklusi ramah difabel oleh Fordehkonsmero, Fakultas Hukum, UNG, Senin (26/7/2021).
Eduart mengatakan, pendampingan desa inklusi ramah difabel yang dilaksanakan oleh Mahasiswa Fakultas Hukum sangat penting dalam meningkatkan potensi dan memberdayakan kelompok difabel.
Baca juga: Tim PHP2D FH Gagas Perdes Pemberdayaan Disabilitas di Desa Pilohayanga
Jumlah penyandang disabilitas di Desa Pilohayanga sebanyak 19 orang dengan berbagai keterampilan atau potensi yang dimiliki oleh para difabel.
Kepala Desa Pilohayanga, Taufik Husa mengatakan, masyarakat difabel perlu mendapatkan hak yang sama secara kondsitusi dan sebagai warga negara. Oleh sebab itu, desa inklusi ramah difabel dinilainya penting untuk dikembangkan.
Sudah beberapa program yang dilaksanakan di Desa Pilohayanga dalam rangkat pemberdayaan kelompok difabel. Salah satunya dengan membentuk Peraturan Desa (Perdes) tentang pemberdayaan disabilitas.
“Sudah tentu ini jadi pilot projet. Karena belum ada program seperti ini di Provinsi Gorontalo. Ini bisa jadi rujukan semua desa di Gorontalo,” ungkapnya. (muhajir/gopos)