GOPOS.ID, GORONTALO – Jumlah penderita Human Immunodeficiency Virus/Aquired Immuno Deficiensy Syndrome (HIV/AIDS) di Provinsi Gorontalo terus meningkat. Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo mencatat, dalam lima tahun terakhir jumlah penderita HIV/AIDS di Gorontalo mencapai 433 orang.
Berdasarkan data diperoleh gopos.id, distribusi jumlah penderita HIV/AIDS di Provinsi Gorontalo pada tahun 2015, penderita HIV sebanyak 7 orang dan AIDS 30 orang. Pada 2016 jumlah penderita HIV sebanyak 18 orang dan AIDS 30 orang.
Pada tahun 2017, penderita HIV meningkat sebanyak 64 orang dan AIDS 38 orang. Penderita HIV tahun 2018 sebanyak 50 orang dan AIDS sebanyak 48 orang.
Di tahun 2019, penderita HIV sebanyak 49 dan AIDS sebanyak 36 orang. Terakhir di tahun 2020 penderita HIV sebanyak 23 dan AIDS sebanyak 40 orang.
Penderita HIV/AIDS di Gorontalo didominasi oleh laki-laki dengan jumlah penderita HIV sebanyak 216 dan AIDS sebanyak 256 orang. Jumlah penderita HIV/AIDS dari kalangan peremuan yakni penderita HIV sebanyak 70 orang dan penderita AIDS ada 66 orang.
Dari jumlah penderita HIV/AIDS di Gorontalo tersebut, penduduk usia produktif menjadi usia yang paling banyak terpapar HIV/AIDS. Usia produktif merupakan usia antara 15-50 tahun.
Dinas Kesehatan mencatat pada tahun 2001 sampai Oktober 2020, distribusi HIV/AIDS berdasarkan kelompok umur didominasi oleh kelompok umur 25-49 tahun yakni penderita HIV sebanyak 190 dan AIDS sebanyak 215 orang.
Baca juga:Â Screening Penderita HIV di Bone Bolango Capai 98 Persen
Kelompok umur tertinggi terpapar HIV/AIDS selanjutnya adalah kelompok umur 15-24 tahun. Jumlah penderita HIV sebanyak 89 dan AIDS sebanyak 92 orang. Kelompok umur selanjutnya adalah kelompok umur 1-14 tahun yakni penderita HIV sebanyak 4 orang dan AIDS sebanyak 6 orang.
Sementara kelompok umur di bawah satu tahun jumlah penderita HIV sebanyak 1 orang dan AIDS 4 orang. Terakhir jumlah penderita HIV/AIDS di atas 50 tahun sebanyak 2 orang untuk HIV dan 5 orang penderita AIDS.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo mengungkapkan tingginya angka HIV/AIDS di Gorontalo dapat mengancam produktifitas para generasi muda. Mengingat kasus HIV/AIDS didominasi oleh kelompok umur produktif.
“Kini mahasiswa sudah banyak yang terinfeksi HIV/AIDS. Ini yang harus kita benahi, kita evaluasi lagi. Apa yang terjadi. Siapa yang bertanggung jawab disini. Kami dari Dinas Kesehatan selalu mengedukasi bahaya penyebaran HIV/AIDS. Toh, di tiap tahun kasusnya bertambah,” ucap Misranda Nalole.
Dengan jumlah kasus HIV/AIDS yang tinggi bagi usia produktif, dikatakan Misranda bahwa semua pihak harus bergerak bersama. Agar dapat menekan jumlah pertambahan kasus HIV/AIDS tersebut.
Baca juga:Â Usai Diresmikan, KN Sabuk Nusantara 113 Lakukan Pelayaran Perdana
“Bagi orang tua, tolong diperhatikan putra-putrinya. Jangan biarkan mereka bergaul secara bebas. Karena lewat pergaulan itulah bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” beber Misranda.
Menurutnya jika anak sudah terpapar HIV/AIDS, maka tidak ada obat lagi yang dapat menyembuhkan penyakit tersebut.
Tidak hanya itu, remaja atau kelompok milenial juga akan dikucilkan di dalam lingkungannya. Bahkan tidak sedikit dari penderita ini kehilangan harapan hidup serta cita-cita yang mereka impikan.
“Harus kita semua bertanggung jawab. Jangan sampai kita membiarkan anak kita terjerumus di lubang hitam yang membuatnya pupus harapan. Ayo, mulai dari sekarang, kita jaga mereka. Kita lihat dilingkungan mana dia bergaul, serta edukasi anak-anak kita dengan hal-hal baik, sehingga mau menjauhi hal-hal buruk yang merusak hidupnya,” tandas Misranda. (andi/muhajir/gopos)
Distribusi HIV/AIDS berdasarkan pekerjaan tahun 2001-5 Oktober 2020.
Wiraswasta: HIV: 46, AIDS: 68 jumlah 114.
Tudak diketahui: HIV: 41, AIDS: 65 jumlah 106.
IRT: HIV: 38, AIDS: 29 jumlah 67.
Maha/siswa: HIV: 39, AIDS: 26 jumlah 65
PNS/ASN: HIV: 21, AIDS: 21 jumlah 42
WPS/Mucikari: HIV: 19, AIDS: 14 jumlah 33