GOPOS.ID, POHUWATO – Wajah Yoni sedikit melemas ketika mengetahui tangkapan hari itu tidak sesuai harapan. Yoni yang merupakan nelayan asal Paguat, Pohuwato ini sehari-hari menjalankan aktivitasnya untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Sebagai seorang nelayan nener (anakan ikan bandeng) di Paguat, Yoni mengaku tidak pernah tersentuh oleh bantuan pemerintah. Padahal dikondisi pandemi Covid-19, dimana jual beli masyarakat sangat kurang, membuat dirinya harus bertahan apa adanya. Modal yang digunakan untuk melaut pun seadanya.
“Tidak ada bantuan dari dorang (tidak ada bantuan dari pemerintah). Ini cuma pake modal pribadi ini. Itupun tidak banyak,”ucap ayah tiga anak ini.
Kondisi serupa juga dialami Hardi. Sebagai nelayan Nener, Hardi mengaku sampai dengan saat ini dirinya dan beberapa nelayan lainnya belum pernah mendapat bantuan dari Pemerintah Daerah.
Bahkan sudah beberapa kali dirinya bersama rekan-rekan nelayan sudah seringkali memasukan proposal tapi sampai dengan saat ini belum pernah mendapatkan bantuan.
“Kami melaut menggunakan modal seadanya,” tuturnya.
Dari data rekapitulasi nelayan di Kecamatan Paguat. Ada sebanyak 402 orang nelayan yang tersebar di enam desa. Dengan jumlah penerima bantuan perahu dari tahun 2013-2020 sudah sekitar 69 orang nelayan dan penerima bantuan mesin katinting 6.5 PK di tahun 2018 sebanyak 88 unit.
Dikonfirmasi, Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Pohuwato Zainudin Zakaria mengatakan untuk mendapat bantuan, setiap nelayan perlu memasukan proposal di Dinas Perikanan.
“Setelah proposal dimasukkan, akan di survei langsung ke lapangan apakah nelayan tersebut masuk kriteria yang ditentukan,” ucapnya.
Sehingga menurutnya bukan berarti ketika pemerintah tidak memberikan bantuan, pemerintah tidak hadir di tengah-tengah nelayan. Namun ada proses yang harus dilakukan untuk pemberian bantuan tersebut. (Azhar/Gopos)