GOPOS.ID, GORONTALO – Provinsi Gorontalo kembali kebagian 39 calon dokter lewat Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI). Kehadiran ke-39 dokter internship ini disambut baik oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, dr. Triyanto Bialangi yang dibawa langsung staf ahli Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Muhammad Subuh.
Nantinya 39 dokter ini akan bertugas di beberapa rumah sakit di provinsi Gorontalo.
Staf ahli Kemenkes, Muhammad Subuh yang juga membuka kegiatan pembekalan bagi dokter internsip yang baru serta pelepasan dokter internsip angkatan pertama, 2018 mengatakan program internsip adalah sebuah kewajiban bagi calon dokter. PIDI ini sudah diatur dalam UU pendidikan kedokteran.
“Sebenarnya PIDI ini sudah terlambat. Kita baru mulai Desember 2010. Sementara negara tetangga kita sudah sejak 15 tahun lalu. Artinya bahwa kemajuan SDM dokter di negera tetangga lebih berkualitas, karena memang sebelum mereka terjun di lapangan mereka sudah melakukan program ini,” kata dr. Muhammad Subuh.
Baca juga : 39 Dokter Internsip Magang di Gorontalo
Menurutnya bahwa program dokter internsip ini sebagai upaya untuk peningkatan kompetensi pendidikan bagi dunia pendidikan kedokteran. Sementera dari sisi Kementerian Kesehatan hingga ke Dinas Kesehatan, PIDI sebagai peningkatan akses pelayanan yang bermutu. Dua keuntungan ini sebagai penerapan sebelum calon-calon dokter ini terjun ke masyarakat dengan jangka waktu yang begitu panjang.
Lanjut dikatakan dr Muhammad Subuh bahwa dokter Internship ini merupakan proses pemantapan mutu profesi dokter untuk menerapkan kompetensi yang diperoleh selama pendidikan.
Secara terintegrasi, komperhensif, mandiri serta menggunakan pendekatan kedokteran keluarga dalam rangka pemahiran dan penyelarasan antara hasil pendidikan dengan praktik di lapangan.
“Program internship merupakan tahap pelatihan keprofesian pra-registrasi berbasis kompetensi pelayanan primer. Guna memahirkan kompetensi yang telah dicapai setelah memperoleh kualifikasi sebagai dokter melalui pendidikan kedokteran dasar,” jelasnya.
Baca juga : Polemik Boalemo, Rusli: Sudah, Dihentikan Saja
Keberagaman penyakit yang ada di Indonesia, menjadi salah satu yang harus dipahami serta diketahui oleh masing-masing dokter. Sehingga sejak awal, calon dokter diberi pemahaman tentang penyakit yang ada di masyarakat kita.
“Minimal mereka (calon dokter) harus mengetahui 155 diagnosis. Karena kesakitan penyakit masyarakat Indonesia itu mencapai 725 penyakit. Makanya sejak awal mereka harus mengenali diagnosis ini, minimal 155 bahkan harus 175 diagnosis,” tandas dr. Muhammad. (ndi)