GOPOS.ID, MARISA – Pengelolaan dana desa untuk penanganan wabah corona (Covid-19) diminta dilakukan secara transparan. Utamanya pengelolaan yang dilakukan pemerintah desa di wilayah Kecamatan Popayato Timur, dan Popayato Barat.
Sebagaimana diketahui untuk penanganan Covid-19, pemerintah desa mengalokasikan anggaran Rp50 juta dari dana desa. Anggaran tersebut dialokasikan antara lain untuk pengadaan sembako, tempat pencuci tangan, masker, hand sanitizer, serta Alat Pelindung Diri (APD).
“Kami selaku masyarakat meminta kepada pihak Pemerintah Desa harus transparan kepada kami terkait pengelolaan anggaran covid-19,” ungkap warga Desa Marisa, Kecamatan Popayato Timur, Relan Ibrahim.
Baca juga: Bupati Pohuwato Sambut Kedatangan Pasien Corona yang Sembuh
Relan Ibrahim mengatakan, besaran anggaran maupun pemanfaatannya untuk penanganan covid sudah dijabarkan dalam edaran yang ditujukan bagi pemerintah desa.
“Sebelumnya paling tidak ada harus pembentukan relawan, tapi fakta yang ada di lapangan tidak seperti itu. Semua barang Kepala Desa yang membelinya bukan relawan,” ujar Relan.
Di tempat terpisah, salah satu warga Desa Molosipat Utara (Molut), Kecamatan Popayato Barat, Azmain menyampaikan hal yang sama. Bahkan kata dia, sebagian masyarakat di Desa Molut ini hanya mendapatkan satu kran air, serta dua buah masker.
“Kalau kami di sini hanya dapat 1 kran air, 2 buah masker. Kalau di Desa-desa lain ada tempat pencuci tangan dan sabun pencuci tangan, tapi di sini kami sendiri yang menyediakannya,” keluhnya kepada wartawan gopos.id.
“Masyarakat yang masuk tim relawan yang setiap malam menjaga pintu masuk-keluar Desa Molut tidak pernah mendapatkan makanan dan minuman dari pihak Pemerintah Desa,” sambungnya.
Kepala Desa Molosipat Utara, Ruin Polohi menjelaskan, pihaknya hanya menganggarkan dana Covid-19 di kisaran Rp40-an juta. Dari jumlah anggaran tersebut sudah dibelikan sejumlah APD.
“Alhamdulillah kita sudah mengadakan alat penyemprot, keran air, tempat pencuci tangan, operasional petugas Satgas, serta alat pendeteksi suhu tubuh. Ditambah lagi saya masih memikirkan relawan yang setiap malam menjaga di pintu masuk-keluar Desa Molosipat Utara,” tandasnya
Sementara itu Kades Marisa belum berhasil dimintai keterangan. Gopos.id sempat mendatangi kediamannya, akan tetapi Kades Marisa tak berada di tempat. Demikian pula nomor seluler yang dihubungi gopos.id, dalam keadaan tak aktif.(Ramlan/gopos)