GOPOS.ID, GORONTALO – Penurunan angka kemiskinan di Kabupaten Pohuwato tercatat paling tinggi. Bahkan kabupaten paling Barat Gorontalo itu memberikan kontribusi signifikan terhadap penurunan angka kemiskinan Provinsi Gorontalo.
Berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS), penurunan angka kemiskinan di Pohuwato periode Maret-September 2018 sebesar 1,87 persen. Untuk Kabupaten Boalemo sebesar 1,52 persen.
Disusul Kabupaten Gorontalo sebesar 0,71 persen. Kabupaten Gorontalo Utara 0,7 persen. Kabupaten Bone Bolango 0,41 persen. Serta Kota Gorontalo sebesar 0,13 persen.
“Secara keseluruhan Provinsi Gorontalo mampu menekan angka kemiskinan. Bahkan nilainya terbesar dibandingkan daerah lain se-Indonesia,” ujar Kepala Bappeda Provinsi Gorontalo Budi Sidiki pada Temu Konsultasi Triwulan Pertama Bapppeda dengan seluruh OPD Provinsi dan Kabupaten/Kota, di kantor Bapppeda, Rabu (16/1/2018).
Baca juga: Awal Tahun, 3 Puskesmas Terakreditasi, 1 Akreditasi Paripurna
Budi menjelaskan, tingginya penurunan angka kemiskinan di Pohuwato terkait erat dengan sinkronisasi program penanggulangan kemiskinan. Baik oleh Pemerintah maupun Pemerintah Provinsi Gorontalo. Di antaranya program Bantuan Pangan Non Tunai Daerah (BPNT-D) dan memperluas cakupan Program Keluarga Harapan (PKH) melalui APBD.
“Pemda Pohuwato juga memprogramkan Nasi Tumis, anggarannya lebih kurang Rp1,8 miliar. Bantuan dalam bentuk makanan siap saji kepada lansia, anak terlantar dan penyandang disabilitas,” urai Budi.
“Kemudian pemberdayaan program-program tersebut melibatkan warung-warung kecil di kecamatan. Sehingga perputaran ekonomi terjadi di situ,” sambungnya menambahkan.
Baca juga: Siap Edar di Gorontalo, Petugas Gagalkan 2.870 Liter Miras CT Asal Sulut
Di tempat yang sama, Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo Darda Daraba meminta pemerintah kabupaten/kota bersama-sama fokus pada program menekanan kemiskinan. Pengentasan kemiskinan menurutnya tidak bisa dikerjakan secara parsial. Harus ‘dikeroyok’ bersama agar berlangsung secara efektif dan efisien.
“Ekonomi Gorontalo masih bergantung pada investasi pemerintah. Saya berharap para kepala OPD dan kabupaten/kota memperbesar alokasi anggaran kegiatan yang outputnya meningkatkan produksi, produktivitas, dan kesempatan kerja,” urainya.
Sebelumnya, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie membeberkan membeberkan rahasia sukses menurunkan angka kemiskinan. Ada perubahan yang mendasar yang dilakukan Pemprov Gorontalo. Di antaranya memastikan penerima bantuan sosial tepat sasaran dan sesuai dengan yang dibutuhkan.
“Ternyata selama ini kita masih terlena dengan usulan teman-teman di bawah. Yang harusnya tidak layak menerima tapi diberikan bantuan,” ungkapnya.
Baca juga : Gorontalo Tuan Rumah Diseminasi Informasi 4 Tahun Kabinet Kerja
Selain itu, lanjut Rusli, pihaknya terus mengintensifkan pendataan penerima bantuan program hingga ke desa-desa. Data penerima harus mengacu pada basis data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Atau warga yang benar-benar layak menerimanya.
Penurunan angka kemiskinan juga dipengaruhi berbagai program sosial. Seperti Bakti Sosial NKRI Peduli. Program yang bergulir di setiap kecamatan seminggu sekali itu berisi operasi pasar murah dan pemberian santunan dari Baznas senilai Rp100.000 per orang kepada 1.000 warga miskin.
“Kita mapping setiap daerah yang rawan pangan dan butuh diintervensi. Jadi harga pangannya kita subsidi. Contohnya beras dijual di pasaran seharga Rp10.000 kita jual Rp7.000. Ada juga rempah rempah, minyak goreng, ikan, telur dan lainnya,” bebernya.(adm-02)