GOPOS.ID,GORONTALO – Ramadan 1441 H tinggal 3 hari. Sedianya sepekan menjelang ramadan, permintaan bahan pokok mengalami lonjakan. Tak terkecuali ayam kampung maupun ayam potong yang kerap meningkat seiring dekatnya bulan Ramadan.
Namun kondisi tersebut tak terjadi menjelang ramadan kali ini. Pejualan ayam kampung maupun ayam potong (broiler) justru cenderung sepi. Hal itu sebagaimana terjadi di pasar tradisional Limboto, Kabupaten Gorontalo.
Salah seorang penjual ayam kampung, Supu (60) mengaku, biasanya menjelang seminggu sampai 3 hari sebelum ramadan ia bisa menjual sekitar 100 ekor ayam. Akan tetapi hal itu tak terjadi sejak pekan hingga tiga hari menjelang bulan puasa.
“Kalau sekarang sunyi sekali pembeli. Banyak mereka yang sekedar lewat dan enggan membeli. Berbeda dengan tahun lalu biasanya beberapa hari memasuk ramadan ayam saya sudah habis terjual. Tetapi sekarang sampai waktu pasar mau habis ayam yang terjual hanya 5-10 ekor saja,”Jelas Supu saat diwawancarai gopos.id,Selasa (21/4/2020).
Bahkan Supu sendiri telah mengubah cara berdagang. Bila sebelumya hanya menunggu pembeli di tempat, kini ia memberanikan diri berjalan dan menghampiri orang-orang yang datang ke pasar.
“Saya sudah ke sana ke mari untuk menjual ayam, tetapi tidak banyak orang yang berniat membeli. Saya bingung harus dengan cara apalagi, padahal saya sudah menurunkan harganya yang sebelumnya Rp100 ribu per ekor. Sekarang Rp75 ribu – Rp80 ribu per ekornya,” ungkap.
Hal serupa juga dirasakan Rita (30), penjual ayam broiler atau potong. Bahkan ia rela menjual ayamnya yang berukuran sedang Rp 100 Ribu tiga ekor. Untuk ukuran besar biasa dijualnya Rp30 ribu per 1 kg sekarang Rp 20 Ribu 1 kg.
“Saya terpaksa menjual rugi agar tetap mendapat penghasilan, hal ini juga karena saya baru saja mengalami masa panen. Selama corona pembeli turun dratis makanya untuk memancing pembeli saya terpaksa menurunkan harga,” tutur Rita. (Widya/gopos)