GOPOS.ID, GORONTALO – Kebutuhan darah di Provinsi Gorontalo cukup tinggi. Dalam sebulan dibutuhkan sekitar 1.200 kantong darah. Namun kebutuhan itu belum sebanding dengan pedonor. Sehingga ketersediaan/stok darah sering kali mengalami kekosongan.
Menyikapi hal itu, Pengurus Daerah Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PD PPDI) Gorontalo akan menerapkan strategi. Yaitu pelibatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) di lingkungan Pemprov Gorontalo.
Baca juga : Gubernur Perjuangkan 100.000 Warga Gorontalo Terima JKN-KIS
“Pegawai kita hampir 10 Ribu orang baik PNS dan PTT, jadi potensi ini bisa kita gali untuk target 2019,” ujar Ketua PD PDDI Darda Daraba pada rapat pleno perdana PD PDDI Provinsi Gorontalo, Senin (7/1/2019).
Pria yang menjabat Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Gorontalo itu mengemukakan, strategi tersebut akan dikolaborasikan dengan program PDDI.
“Sasarannya ke sekolah, mahasiswa maupun masyarakat pendonor,” ujar Darda Daraba.
Menurut Darda Daraba, sejauh ini PD PDDI hanya mampu mengumpulkan 600-700 kantong darah setiap bulan. Selain disumbang oleh relawan donor rutin, instansi pemerintah, swasta dan TNI/Polri juga menggelar aksi dorong pada acara-acara tertentu.
Baca juga : Fakultas Kedokteran UNG Mulai Terima Maba Tahun Ini
“Perlu ada kesadaran dan kepedulian yang masif bagi aparatur negara terhadap aksi donor darah. OPD kita ada 33. Jika setiap bulan 3 OPD rutin berpartisipasi maka hanya bulan 11 bulan agar semuanya bisa mendonor,” tuturnya.
PDDI juga mengapresiasi langkah Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Gorontalo yang sudah menyiapkan aplikasi online untuk dorong darah. Aplikasi ini cara kerjanya mirip seperti aplikasi transportasi online. Seseorang yang butuh darah akan dihubungkan dengan pendonor terdekat di wilayahnya, lengkap dengan jenis golongan darah yang dibutuhkan
Aplikasi ini diharapkan dapat mempermudah warga yang membutuhkan darah. Rencananya aplikasi tersebut akan diluncurkan tanggal 23 Januari 2019 mendatang.(adm-02)