GOPOS.ID, LUWUK – Festival Sastra Banggai tahun 2020 kembali digelar. Bahasa menjadi tema perayaan literasi yang dipusatkan di Ruang Terbuka Hijau Teluk Lalong itu.
Direktur Festival Sastra Banggai, Ama Achmad, mengatakan, kegiatan ini akan diawali dengan pameran buku pada 21 Juni hingga 27 Juni, lalu dilanjutkan dengan puncak kegiatan festival 28 Juni hingga 30 Juni tahun 2020.
“Durasi dari pra acara sampai selesai menjadi lebih panjang. Total 10 hari berturut-turut kami akan menggelar acara ini,” kata Ama saat temu media, Minggu (23/2/2020).
Pasar Buku Mini menurutnya untuk memudahkan masyarakat mendapatkan bahan bacaan.
Dua bulan sebelum Festival Sastra Banggai, buku-buku akan didatangkan dari Yogyakarta.
“Orang Luwuk suka baca, tapi akses buku lumayan sulit. Saya pembaca buku dan setiap kali beli buku harus titip ke teman atau pesan. Dengan ongkos kirim yang lebih mahal dari harga buku,” tuturnya.
Selain itu, panitia juga membuka peluang bagi usaha mikro kecil dan menengah untuk memasarkan produknya di lokasi festival.
“Kami juga berupaya merangkul UMKM di Luwuk, dengan tujuan memberdayakan UMKM dari ruang bisnis itu sendiri. Nantinya mereka akan ada sejak tanggal 26 -30 Juni. Pasar jajanan itu akan berlangsung 5 hari,” papar dia.
Untuk tema rencananya akan diluncurkan pada 29 Februari mendatang. Panitia juga akan memaparkan tamu-tamu yang akan didatangkan.
“Kami juga merencanakan mendatangkan praktisi bahasa isyarat ke FSB, agar teman-teman bisu tuli bisa terakomodir kebutuhannya,” tuturnya.
Tamu yang akan didatangkan berbeda dengan Festival Sastra Banggai 2019. Sebab, harus menyesuaikan dengan tema besarnya. Ia juga berbangga hati atas dukungan dari media.
“Kami merasa kedatangan teman-teman merupakan dukungan besar bagi FSB, sehingga media mampu mengabarkan hal-hal baik kepada masyarakat terkait kegiatan ini,” katanya.
Selain meluncurkan tema, panitia juga akan menggelar konferensi pers di Kota Luwuk dan Makassar. Pelaksanaan temu media di Makassar karena Festival Sastra Banggai menjadi sister festival dengan Makassar Internasional Writers Festival.
“Ini kerja-kerja kemanusiaan, kebudayaan, dan literasi. Meski tersengal tapi kami masih punya semangat untuk menyukseskan penyelenggaraan FSB 2020,” tuturnya. (rls/adm-01/gopos)