GOPOS.ID, GORONTALO – Tagline ‘karya nyata’ Gubernur Gorontalo Rusli Habibie dan Wakil Gubernur Idris Rahim benar-benar dibuktikan. Nyata dirasakan oleh seluruh masyarakat Gorontalo.
Delapan program unggulan Pemprov Gorontalo hingga saat ini pun konsisten dijalankan. Bahkan tidak heran, sang pengagas Sembako serba 5ribu rupiah ini menjadikan Gorontalo mencapai mencapai angka inflasi yang terendah sepanjang sejarah Gorontalo di tahun 2019.
Belum lagi kesejahteraan buruh sangat diperhatikan sang Gubernur ‘5Ribu’ menjadi komitmen sang Visioner Gorontalo.
Hal menarik lainnya tentang Gorontalo bukan hanya karya nyata itu yang bisa ditemukan di Provinsi yang saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sejak Rusli memimpin Gorontalo ada beberapa kebijakan dan peraturan yang cukup unik. Apa saja itu?
1. Gaji ASN pria masuk ke rekening istri. Kebijakan ini sejak 1 Maret 2012 telah diberlakukan untuk ASN dilingkungan pemerintah provinsi gorontalo. Gubernur Rusli Habibie bahkan meminta kepada Bendahara Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tidak membayarkan gaji bagi ASN yang belum menyetorkan rekening istrinya, jika tidak gaji ASN tersebut diminta untuk ditangguhkan.
Baca juga: Fasilitas RS Ainun Habibie Diupayakan Masuk APBN
Kebijakan ini diambil agar supaya pengelolaan keuangan suami-istri bersifat transparan dan meminimalisir konflik keluarga yang dapat timbul karena tidak adanya transparansi.
2. Penggunaan Karawo. Sebelum menjadi Provinsi Gorontalo, kain karawo dikenal dengan sebutan kain kerawang dan banyak dipasarkan di Kota Manado. Saat ini di Gorontalo kain tersebut akrab dengan sebutan kain karawo. Gubernur Rusli Habibie mewajibkan ASN dilingkungan pemerintah provinsi untuk menggunakan kain karawo dihari Kamis.
Kebijakan ini dibuat Gubernur selain untuk promosi, kain karawo juga diharapkan dapat mendunia, banyak para pejabat negara yang sudah berulang kali menggunakan kain karawo dievent nasional dan yang terpenting adalah para pengrajin kain karawo mengalami peningkatan produktivitas dan ekonomi. Menurut Gubernur, “kalau bukan kita, siapa lagi ? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?
3. Pakai upia karanji. Hal yang sama juga dilakukan oleh Gubernur Rusli Habibie bagi para ASN dengan mewajibkan penggunaan upiah karanji (kopiah keranjang).
Sejak tanggal 16 Oktober 2017 lalu, upia karanji selalu membungkus kepala Gubernur Rusli Habibie. Baik di kantor maupun menghadiri acara-acara pemerintahan, dirinya kerap menggunakan upia karanji.
Gubernur sama sekali tidak merasa risih menggunakan upia karanji dan kain karawo, bahkan dalam beberapa kesempatan acara nasional bersama presiden dan para menteri, Gubernur Rusli Habibie sangat “pede” menggunakan pakaian dan kopiah khas Gorontalo.
Baca juga: Inflasi Gorontalo 2019 Paling Rendah Sepanjang Sejarah
4. Pergantian nama Bank Sulut menjadi Bank Sulutgo. Ada peran penting dan sangat strategis dilakukan Gubernur Rusli Habibie. Selaku gubernur, dirinya mampu memimpin Bupati dan Walikota untuk mendesak penggunaan kata Gorontalo sebagai nama Bank Sulut.
Hal itu disampaikannya saat menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Novotel Manado, 2015 silam.
Menurut Gubernur, provinsi gorontalo dan kabupaten serta kota merupakan pemegang saham di Bank Sulut. Hal ini sangat kontra dengan tagline Bank Sulut “Torang Pe Bank”.
Jika memang tagline seperti itu makanya harus ada kata Gorontalo juga sebagai pemegang saham. Jika tetap dipertahankan maka tidak layak layak disebut Bank Sulut “Torang Pe Bank”, lebih cocok menurutnya menjadi “Ngoni Pe Bank”.