GOPOS.ID, GORONTALO – Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut) masih memiliki masalah terhadap pemberian fasilitas hidup, guna terwujudnya masyarakat yang sejahtera.
Masalah terbesarnya adalah kemiskinan di masyarakat yang mayoritas pekerjaanya adalah petani yang hanya menggarap persawahan.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Gorontalo Utara, Arif Rahman Maulana dalam Facus Group Discussion (FGD) yang mengekspose hasil kajian kemiskinan di tingkat petani.
Dalam diskusi yang berlangsung di Hotel Damhil ini, Arif mengungkapkan bahwa lapangan usaha pekerjaan utama bagi mayoritas masyarakat Gorontalo Utara adalah pertanian. Hal inilah yang mengindikasikan rumah tangga masyarakat di Gorut masih di bawah garis kemiskinan.
“Lapangan usaha dengan pekerjaan utama pada rumah tangga sasaran mencapai 42,69 persen pada sektor pertanian. Hal ini menunjukan bahwa rumah tangga dalam kategori sangat miskin, miskin, dan hampir/rentan miskin. Hampir setengahnya warga disana usahanya di sektor pertanian baik sebagai buruh, maupun sebagai pemilik lahan,” ungkap Arif, Selasa (22/10/2019).
Selanjutnya, Arif juga membahas secara lebih dalam mengenai kemiskinan masyarakat Gorontalo Utara yang berimbas pada buruknya fasilitas Rumah tangga yang bisa diperoleh.
“Sekitar 75 persen Rumah tangga sasaran di sektor pertanian belum memiliki fasilitas buang air besar sendiri atau jamban pribadi,” sambungnya.
Terdapat 24.25 persen rumah tangga sasaran di Kabupaten Gorontalo Utara yang menggunakan closet dengan tangki septik. Selanjutnya 33,87 persen tempat pembuangan akhir tinjanya di kolam, sawah, sungai, danau, ataupun laut.
Dan yang paling banyak rumah tangga sasaran di sektor pertanian tempat pembuangan akhir tinjanya di pantai, tanah, lapang, kebun, sebesar 37.73 persen. “Sisanya sebesar 2.13 persen tempat pembuangan akhir tinjanya berupa lubang tanah dan sebesar 0,14 persen berupa sistem pembuangan akhir lainnya,” tandasnya. (aldy/gopos)