GOPOS.ID, MARISA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pohuwato secara resmi menyerahkan Nota Pengantar Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pohuwato Tahun 2025–2029 kepada DPRD Pohuwato dalam sidang paripurna, Selasa (8/7/2025).
Wakil Bupati Pohuwato, Iwan S Adam, memaparkan nota pengantar yang memuat visi, misi, arah kebijakan, dan indikator kinerja utama pembangunan lima tahun mendatang.
“RPJMD penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah. Dokumen ini menjadi pedoman utama pembangunan daerah untuk lima tahun ke depan. Pelantikan kami pada 20 Februari 2025 menjadi titik awal dari perwujudan agenda pembangunan ini,” ujar Iwan.
Iwan mengaku RPJMD 2025–2029 mengusung visi Pohuwato Sehat, Hijau, Andal, Agamis dan Produktif (POHUWATO SIAP), yang diterjemahkan ke dalam enam misi stekonomi. Terutama peningkatan kualitas SDM, ekonomi, infrastruktur, lingkungan, tata kelola pemerintahan, serta penguatan nilai-nilai religius dan budaya lokal.
Dalam penyusunannya, Pemkab Pohuwato merumuskan enam tujuan, delapan strategi, dan 161 program pembangunan yang tersebar di 42 Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Seluruh program tersebut dikristalisasi dalam sembilan program unggulan, yakni:
1. Pohuwato Sehat
2. Pohuwato Unggul, Berkarakter dan Berbudaya
3. Pohuwato Produktif Sejahtera
4. Perlindungan Sosial Pohuwato
5. Pohuwato Mantap Infrastruktur dan Layanan Dasar
6. Pohuwato Elok, Hijau, dan Bersih
7. Pohuwato Religius Berbudaya
8. Pemerintahan yang Kuat, Profesional, dan Melayani
9. Pohuwato Mantap Layanan Digital.
Iwan menyampaikan kondisi sosial ekonomi terkini yang menjadi dasar penyusunan RPJMD. Ia menyebut, pertumbuhan ekonomi Pohuwato yang sempat terdampak pandemi Covid-19 telah menunjukkan tren positif, dari 2,2% pada 2021 menjadi 4,03% di tahun 2024.
Begitu pula dengan angka kemiskinan yang menurun dari 18,08% menjadi 17,11%, dan pengangguran yang turun dari 3,41% menjadi 3,12%. Sementara itu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) meningkat dari 67,93 menjadi 70,19 pada 2024.
“Peningkatan IPM merupakan bukti nyata kemajuan. Tapi kita tidak boleh lengah, masih banyak sektor yang harus diperkuat agar Pohuwato semakin kompetitif,” papar Iwan.
Meski demikian, ia mengakui bahwa sejumlah tantangan masih harus dihadapi, seperti keterbatasan anggaran infrastruktur, degradasi lingkungan, serta rendahnya minat lulusan perguruan tinggi terhadap sektor pertanian dan perikanan.
Untuk mengukur capaian pembangunan, RPJMD menetapkan 16 Indikator Kinerja Utama (IKU), antara lain:
* Penurunan angka stunting menjadi 3% pada 2029
* Peningkatan IPM menjadi 72%
* Penurunan angka kemiskinan ke 12%
* Pertumbuhan ekonomi mencapai 7%
* Penurunan Gini Ratio ke angka 0,300
* Peningkatan nilai investasi hingga Rp 2,8 triliun
Indikator lainnya mencakup indeks kepuasan terhadap infrastruktur, indeks risiko bencana, emisi gas rumah kaca, serta indeks keamanan dan ketertiban.
Di akhir penyampaiannya, Wakil Bupati menegaskan komitmen pemerintah dalam mendorong kolaborasi lintas sektor, untuk mendukung pencapaian target pembangunan.
“Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Dukungan dari DPRD, forkopimda, sektor swasta, media, ormas, hingga masyarakat sangat diperlukan. Kami membuka ruang selebar-lebarnya untuk masukan demi penyempurnaan dokumen RPJMD ini,” tutup Iwan.(Yusuf/Gopos)