Ahmad Fadhli*
Setelah penjaringan kandidat calon Rektor UNG dari 5 besar menjadi 3 besar selesai, besok (17/9/19) akan dilakukan pemilihan Rektor UNG definitif. Perbedaannya yaitu dalam pemilihan kali ini yang mendapat suara terbanyaklah yang akan menang. Namun ada yang unik dalam pemilihan kali ini, karena tidak hanya melibatkan suara anggota senat UNG (68 suara) saja. Akan tetapi juga akan melibatkan suara Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (37 suara). Sehingga total suara yg akan diperebutkan oleh ketiga kandidat calon Rektor UNG yaitu sebanyak 105 suara.
Sesungguhnya saya tidak tertarik untuk membahas soal berapa besar suara yang akan diraih oleh para kandidat calon Rektor UNG. Karena berbicara soal itu maka kita berbicara soal peluang dan saya pun teringat Cardano’s Curse (Kutukan Cardano). Nama lengkapnya Gerolamo Cardano, beliau adalah seorang engenering, dokter, fisikawan, statistikawan, matematikawan dan ahli segala-galanya. Cardano adalah orang yang pertama meletakkan teori peluang. Yang menarik yaitu Cardano bahkan melakukan percobaan untuk menghitung peluang kapan dia akan mati. Hingga suatu ketika pada hari itu tiba dia tidak mati juga akhirnya dia bunuh diri untuk membuktikan hitungannya tersebut.
Kembali ke pemilihan Rektor UNG, belajar dari Kutukan Cardano tersebut maka ketiga kandidat calon rektor UNG masih punya peluang untuk menang. Jika ada kandidat atau pun tim sukses yang mengklaim kemenangan kandidatnya, maka silahkan dibuktikan pada hari pemilihan besok. Jangan berasumsi macam-macam, apalagi sampai meminta dukungan dari Kepala-Kepala Daerah (Gubernur/Walikota/Bupati) karena Pilrek UNG bukan Pilkada. UNG adalah institusi akademik yang garis koordinasinya Vertikal (kepada Kemenristekdikti) bukan Horozontal (kepada Pemerintah Daerah). Justru dengan meminta dukungan dari Kepala-Kepala Daerah tersebut dapat menjatuhkan marwah UNG. Rektor UNG kedepan bersinergi dengan Kepala-Kepala Daerah bukan diperintah oleh Kepala-Kepala Daerah.
Baca juga: Pemilihan Rektor UNG Dijadwalkan 17 September
Selain itu juga, sebagai seorang akademisi saya sangat yakin polarisasi yang terjadi pada pemilihan Rektor UNG kali ini merupakan hal yang cukup wajar, karena semua kandidat calon Rektor UNG adalah akademisi yang baik, dan para akademisi akan memilih kandidat calon Rektor UNG yang terbaik diantara mereka. Akademisi itu seperti seekor landak jika musim dingin tiba dia akan masuk kedalam tanah, kemudian landak tersebut akan saling berdekatan dengan temannya. Setelah itu mereka akan saling menusuk, tapi kemudian setelah itu mereka akan saling berjauhan, lalu mereka akan saling berdekatan lagi dan begitu seterusnya, sehingga inilah yang dinamakan sebagai Hegdehog Dilemma (Landak Dilema).
Akademisi itu selalu memperdebatkan pemikiran sehingga menjadi sebuah dinamika lalu berkembanglah menjadi ilmu pengetahuan. Mengutip pesan kuliah dari seorang Guru Besar Ekonomi IPB (Prof.Hermanto Siregar), di dunia manapun (khususnya dunia akademik) apabila terjadi perbedaan pandangan, janganlah anda mengkritik personalnya. Tapi kritiklah pemikirannya, gunakan data dan analisis yang sahih, jangan gunakan prasangka apalagi dengan kebencian. Inshaa Allah, Pilrek di kampus peradaban UNG akan berjalan dengan lancar dan menghasilkan pemimpin yang amanah dan bermartabat.
*) Penulis adalah Akademisi UNG/Mahasiswa Doktor Ekonomi Sumberdaya Kelautan Tropika IPB