GOPOS.ID, KOTA GORONTALO – Sejak beroperasi pada awal Februari 2025, Rumah Kompos Kota Gorontalo program dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) telah memproduksi sedikitnya 20 Kg pupuk kompos dari sampah organik.
Namun sayangnya, pengelolaan sampah yang belum optimal membuat produksi pupuk kompos dari Rumah Kompos Kota Gorontalo belum maksimal. Bagaimana tidak, sampah yang dibawa oleh truk-truk pengangkut sampah masih bercampur antara sampah organik dan non organik.
“Harusnya kerja kami ini hanya mengolah sampah organik menjadi pupuk. Tapi sampai hari ini kami harus melakukan pemilahan sebelumnya sebab sampah ini masih bercampur dengan non organik,” kata Ivan, salah seorang pengelola Rumah Kompos Kota Gorontalo kepada Gopos.id, Kamis (6/3/2025).
Sebelumnya, tujuan pembangunan Rumah Kompos Kota Gorontalo di antaranya adalah untuk mengurangi timbunan sampah, memanfaatkan sampah menjadi bahan baku pupuk organik, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia.
Hasil olahan dari Rumah Kompos Kota Gorontalo membuat pupuk kompos atau pupuk organik dapat bernilai ekonomis sekaligus menjadi salah satu solusi persoalan sampah di Kota Gorontalo.
Saat ini, Rumah Kompos Kota Gorontalo dioperasikan oleh lima pekerja dan sejauh ini telah menerima tujuh truk sampah rumah tangga yang ada di Kota Gorontalo.
Dalam prosesnya, sampah organik akan diproses melalui pencacahan dari mesin khusus agar menjadi potongan kecil. Kemudian dilanjutkan dengan proses penyaringan hingga menjadi pupuk kompos.

Namun sejauh ini, kata Ivan, semua truk pengangkut sampah yang membawa sampah ke Rumah Kompos Kota Gorontalo masih bercampur dengan sampah non organik.
“Saat ini sudah ada tujuh truk dari tanggal 7 Februari 2025 kemarin, namun sampah itu bukan hanya sampah organik, tapi sudah tercampur dengan sampah plastik dan lainnya,” tambah Ivan.
Pihaknya pun berharap agar pemerintah setempat bisa memberi edukasi terhadap masyarakat, termasuk petugas pengangkut sampah, terkait cara memilah pupuk organik maupun non organik agar bisa proses mengolah sampah bisa semakin cepat dan efisien.(Rama/Gopos)