GOPOS.ID, GORONTALO – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Gorontalo pada Februari 2025 mengalami inflasi 0,10 persen (month to month) dan deflasi sebesar 1,55 persen secara tahunan (year to year).
Inflasi Provinsi Gorontalo Februari 2025 sebesar 0,10 persen dipengaruhi oleh adanya inflasi pada kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau. Pada Februari 2025 (mtm), keompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau mengalami inflasi sebesar 1,25 persen dan memberikan andil sebesar 0,46 persen terhadap inflasi umum Provinsi Gorontalo.
Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Mukhamad Mukhanif, menjelaskan pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau komoditas penyumbang inflasi pada Februari 2025 (mtm) yakni tomat (0,37 persen); kangkung (0,07 persen); ikan cakalang/ikan sisik (0,04 persen); ikan layang/ikan benggol (0,04 persen); dan cabai rawit (0,02 persen).
“Sementara komoditas penyumbang deflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau yaitu daging ayam ras sebesar 0,17 persen, bawang merah, tahu mentah, dan ikan ekor kuning masing-masing sebesar 0,02 persen, serta cakalang diawetkan sebesar 0,01 persen,” Mukhamad Mukhanif didampingi Kepala Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam Bapppeda Provinsi Gorontalo, Max Moerad, saat menyampaikan berita resmi statistik, Senin (3/3/2025).
sMukhanif mengatakan, kelompok pengeluaran Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga pada Februari 2025 (mtm) di Provinsi Gorontalo mengalami deflasi sebesar 3,36 persen dan memberikan andil terhadap inflasi (-0,50 persen).
“Komoditas yang dominan memberikan andil terhadap deflasi mtm Februari 2025 yakni tarif listrik listrik sebesar 0,51 persen. Hal ini seiring kebijakan subsidi tarif listrik yang diberikan oleh Pemerintah,” ungkap Mukhanif.
Sementara itu secara tahunan atau year on year (Februari 2024 dan Februari 2025), Provinsi Gorontalo mengalami deflasi sebesar 0,29 persen. Rinciannya Kota Gorontalo mengalami deflasi yoy sebesar 0,51 persen dan Kabupaten Gorontalo mengalami deflasi sebesar 0,10 persen.
“Deflasi secara tahunan Provinsi Gorontalo terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan pada turunnya indeks pada empat kelompok pengeluaran rumah tangga,” ungkap Mukhanif.
Empat kelompok tersebut adalah: kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 13,99 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,05 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,83 persen; dan kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,35 persen.(hasan/gopos)