GOPOS.ID, GORONTALO – Adanya kabar yang beredar di media sosial akan diselenggarakan pemilihan Trans Queen Gorontalo yang pesertanya merupakan kaum transpuan di Gorontalo yang mengarah ke LGBTQIA+. Majelis Daerah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kota Gorontalo mengeluarkan sikap bijak untuk para transpuan untuk tidak melanjutkan kegiatan event trans Queen di Gorontalo.
Ketua MD Kota Gorontalo, Dr. Femmy Udoki mengatakan pihaknya memberikan kebebasan berkumpul dan berserikat setiap warga negara. Sebab hal itu dijamin oleh Undang-undang. Namun, karena negara kita juga merupakan negara yang berbudaya dan beragama maka penting untuk mempertimbangkan hal-hal tersebut untuk mencegah potensi konflik sosial di masyarakat.
“Penolakan LGBT tentunya didasarkan pada ajaran hampir semua agama dan etika moral. Selain itu, karakter bangsa dan nilai kearifan lokal daerah Gorontalo sebagai daerah yang terkenal dengan falsafah adat bersendi syara, Syara bersendi Kitabullah menjadi alasan utama adanya penolakan terhadap setiap kegiatan yang bernuansa LGBT. Intinya kita ingin tidak ada konflik sosial di masyarakat Gorontalo,” ucap Femmy.
Peremuan yang juga kini duduk di bangku DPRD Provinsi Gorontalo itu mengimbau kepada pelaku LGBT dan para pendukungnya untuk tidak lagi menyebarkan paham/ideologi dan perilaku ini termasuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang mengarah ke hal tersebut dengan dalih HAM dan kebebasan. Serta meminta kepada segenap masyarakat untuk tidak melakukan tindakan anarkis dan diskriminatif terhadap pelaku LGBT dan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak Pemerintah termasuk pihak keamanan untuk menangani masalah tersebut.
“Terakhir kami meminta kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan Provinsi untuk melakukan upaya-upaya preventif dan kuratif yang adil dan beradab agar praktik LGBT tidak menjadi sesuatu hal yang biasa atau lumrah sebagaimana terjadi di daerah atai negara dengan sistem liberal. Serta meminta kepada segenap ormas Islam dan para ulama untuk memberikan pemahaman seluas-luasnya kepada umat terhadap bahaya LGBT dan legalisasinya,” tandas Femmy. (andi/gopos)