GOPOS.ID, GORONTALO – Satu bulan sudah banjir yang melanda wilayah pesisir Danau Limboto berlalu. Namun hingga rumah-rumah warga yang terdampak banjir masih tergenang air. Sebagian warga berada di lokasi pengungsian. Sebagian lagi memilih menempati rumahnya kembali meskipun dalam kondisi tergenang air.
Kepada Gopos.id, warga mengaku memilih untuk tinggal di rumah yang terendam banjir karena khawatir oleh kejadian pencurian yang kerap terjadi saat rumah ditinggal dalam keadaan kosong.
“Kalau kami biarkan kosong, kami khawatir kalau ada pencurian,” kata Pak Nunu, warga yang terdampak banjir.
Hal yang lebih memprihatinkan adalah sejumlah rumah mulai mengalami kerusakan di beberapa bagian. Kerusakan tersebut terjadi karena terlalu lama direndam air dan dihantam gelombang air yang cukup kencang. Dari total 25 rumah yang terendam banjir, terdapat 2 rumah yang mengalami rusak parah.
Selain kerusakan bangunan rumah, warga yang lain, Ibu Irma mengeluhkan hal lain. Ibu Irma mengatakan dirinya bersama pengungsi lain di Kelurhan Kayubulan masih membutuhkan bantuan berupa kebutuhan pokok dan perlengkapan lain.
“Kami di sini ada 20 KK dengan total 120 jiwa masih tinggal di pengungsian, pemerintah baru datang pada tanggal 2 kemarin,” kata Ibu Irma.
Untuk memenuhi kebutuhan pengungsi, perempuan yang didaulat sebagai ketua posko pengusngsian itu mengaku mensiasati kebutuhan pengungsi dengan memasak menggunakan satu buah kompor yang diberikan oleh relawan.
“Kami hanya menggunakan satu kompor itu untuk memasak makanan untuk 120 orang pengungsi,” kata Irma. (Abin/Gopos)