GOPOS.ID, GORONTALO – Banjir melanda Kota Gorontalo sepekan terakhir mengakibatkan tumpukan sampah nampak berserakan di ruas-ruang jalan, termasuk di saluran-saluran air di wilayah terdampak tinggi.
Sampah-sampah tersebut mengakibatkan tersumbatnya aliran air dan menimbulkan bau. Terkait hal itu, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah Gorontalo sepakat kolaborasi pemulihan pasca bencana banjir di wilayah terdampak tinggi.
Seperti diketahui, wilayah-wilayah terdampak tinggi diantaranya, Kecamatan Dumbo Raya, Hulondalangi, Kota Barat, dan Kota Selatan. Banjir tidak hanya menenggelamkan rumah-rumah warga, tapi juga meninggalkan sampah setelah air surut.
Selain itu, banjir menyebabkan puluhan tempat ibadah, sekolah dan fasilitas umum lainnya menjadi kotor karena penumpukan lumpur setelah banjir surut.
Hal tersebut menjadi perhatian relawan gorontalo untuk sepakat. Rapat gabungan relawan gorontalo yang terdiri dari NU Peduli, MDMC Muhammadiyah, Kokam, Gusdurian Peduli, Dompet Dhuafa dan Organisasi Masyarakat Sipil Peduli Bencana Gorontalo, Rabu (17/7/2024) digelar.
Rapat tersebut berlangsung di Posko Respon Bencana Gorontalo, Kampus II UNU Gorontalo. Banjir melanda Provinsi Gorontalo sepekan terakhir menyebabkan 32.100 jiwa terdampak dan kurang lebih 7000 jiwa mengungsi.
Koordinator Posko Respon Bencana Gorontalo Muhammad Djufryhard kepada media ini mengatakan, seluruh relawan Gorontalo telah menjadwalkan pemulihan pasca bencana banjir.
“Kita akan mulai membantu warga terdampak membersihkan rumah-rumah, tempat ibadah, sekolah, termasuk membesihkan sampah yang menumpuk di selokan-selokan air”, kata Djufry.
Lebih lanjut, kata Wakil Ketua PWNU Gorontalo ini mengatakan, rapat gabungan ini mengusung tema bersama yakni “Kepung Kampung” yang bertujuan datang ke wilayah-wilayah terdampak tinggi untuk membersihkan sampah dan rumah-rumah warga.
“Kami akan mengerahkan seluruh relawan untuk pemulihan pasca bencana ini. Agar warga yang terdampak dapat menjalankan aktivitas ekonominya kembali” tutup Djufry