GOPOS.ID, BONE BOLANGO – Kapolda Gorontalo, Irjen Pol Pudji Prasetijanto Hadi menyesalkan ketanggapan bencana saat musibah tanah longsor di wilayah pertambangan Kecamatan Suwawa Timur, Bone Bolango nihil atau tidak ada.
Irjen Pol Pudji mengatakan, pada awal terjadinya musibah tanah longsor pada Minggu (7/7/2024) semua menjadi kebingungan harus berbuat apa.
“Contohnya BPBD, baru Senin pagi membawa perlengkapannya. Seharusnya ini sudah ada SOP siapa harus berbuat apa agar tidak kebingungan seperti kemarin,”kata Irjen Pol Pudji Prasetijanto Hadi saat rapat evaluasi akhir Operasi SAR Terpadu pencarian korban longsor di wilayah tambang Suwawa Timur, Jumat (12/7/2024).
Lebih lanjut, Jenderal Bintang Dua tersebut membeberkan, banyak tim pencarian dan evakuasi yang berada di lokasi longsor mengalami kelaparan saat pagi hari dikarenakan jam pengantaran atau distribusi sarapan sampai di lokasi tersebut pukul 13.00 Wita.
“Mohon maaf ini harus kami buka dirapat ini karena ini menyangkut isi perut. Apalagi mereka disana bekerja ekstra untuk mencari para korban. Bahkan disaat mereka meminta untuk suplay Gas Elpiji sebanyak 4 tabung, sampai disana hanya 1 yang terisi dan 3 lainnya kosong. Belum lagi persoalan BBM untuk penerangan disana dan transportasi ojek,”bebernya.
Namun demikian, ia menuturkan hal tersebut bukan menjadi kendala bagi tim pencarian dan evakuasi yang berada di lokasi tanah longsor tersebut. Dirinya pun berharap permasalahan yang terjadi itu menjadi bahan evaluasi kedepan agar tidak terjadi lagi.
“Memang bencana ini tidak terduga karena intensitas hujan yang tinggi. Ini juga menjadi pengalaman bagi kita kedepan karena saya menilai ketanggapan bencana kita tidak ada,”tuturnya.
Sementara itu, Penjabat Gubernur Gorontalo, Rudy Salahuddin menegaskan, apa yang menjadi kekurangan selama proses pencarian dan evakuasi korban longsor di wilayah tambang Suwawa Timur akan menjadi bahan evaluasi Pemerintah baik Provinsi maupun Kabupaten bersama OPD teknis. (Indra/Gopos)