GOPOS.ID, GORONTALO – Polda Gorontalo resmi menetapkan Oknum Guru di salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Gorontalo menjadi tersangka kasus Sodomi.
Panit II Subdit IV Polda Gorontalo, Ipda Dyanita Shafira mengungkap pihkanya resmi menetapkan MAL (27) yang merupakan oknum guru honorer di Kota Gorontalo sebagai tersangka kasus pidana perlindungan anak persetubuhan dan atau pencabulan atau sodomi.
“Hal ini berdasarkan laporan Polisi LPB Nomor 42 Bulan 1 2024 Tanggal 31 Januari 2024,” ungkapnya saat konferensi pers di Bidang Humas Polda Gorontalo, Selasa (6/2/2024).
Dyanita menjelaskan, kejadian bejat tersebut terjadi di rumah pelaku di Desa Ilotidea, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo pada 1 November 2023.
Kejadian bermula, saat korban dan satu temannya hendak pulang sekolah. Pelaku kemudian menghampiri korban dan temannya yang saat itu berasal di depan sekolah.
“Kedua korban di ajak untuk pulang bersama kerumah pelaku,” ucapnya.
Setelah itu, di rumah tersebut ia memberikan nasi goreng yang ia beli kepada kedua korban untuk dimakan. Usai menyantap nasi goreng tersebut keduanya masuk ke salah satu kamar untuk santai dan beristirahat.
“Salah satu korban kemudian diajak pelaku ke kamar korban. Disitulah pelaku mulai melakukan aksinya,” ujarnya menerangkan.
Kata Dyanita, ia melakukan aksinya dengan memijat selangkangan bagian dalam korban menggunakan minyak. Disitu juga pelaku ikut menyentuh kemaluan korban dan setelah itu korban tak sadarkan diri.
“Setelah beberapa saat tersadar, korban sudah berada di kamar mandi dalam keadaan telanjang bulat bersama pelaku,” ujarnya.
“Pelaku kembali melancarkan aksinya namun korban menolak dan melawan. Beberapa saat kemudian korban membersihkan diri dan pulang,” imbuhnya.
Terakhir, keesokan harinya korban menceritakan hal tersebut ke teman-teman korban dan saat itu korban juga merasakan sakit di bagian dubur korban.
“Korban baru sadar ada sesuatu hal yang terjadi kepada dirinya dan setelah itu dirinya melaporkan hal ini ke orangtuanya kemudian ditindaklanjuti dengan Melaporkan ke Polda Gorontalo,” tandasnya.
Atas perbuatannya ia disangkakan dengan Pasal 81 ayat 1, dan ayat 3 dan atau pasal 2 ayat 1 dan ayat 2 Undang-undang perlindungan anak Nomor 35 Tahun 2014.
Pasal 81
(1) Setiap orang yang melangggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76D dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).Â
(2) Ketentuan pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku pula bagi Setiap Orang yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk Anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain.
(3)Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Orang Tua, Wali, pengasuh Anak, pendidik, atau tenaga kependidikan, maka pidananya ditambah 1/3 (sepertiga) dari ancaman pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (putra/Gopos)