GOPOS.ID, MARISA – Aksi unjuk rasa kembali digelar oleh Aliansi Masyarakat Lingkar Tambang Pohuwato yang berlangsung di depan Polres Pohuwato, Sabtu (30/9/2023).
Berbeda dengan unjuk rasa yang dihadiri ribuan massa sampai merusak sejumlah fasilitas negara pekan lalu, kali ini unjuk rasa hanya dihadiri lima orang saja yang dipimpin Uten Umar.
Dari pantauan Gopos.id, sejumlah tuntutan disuarakan pada unjuk rasa kali ini dan dikawal ketat pihak kepolisian. Di antaranya,
- Meminta kepada pihak perusahaan untuk memberikan harga yang layak kepada penambang tentang tali asih.
- Massa aksi dan korlap-korlap yang ditahan di Polres Pohuwato dan Polda Gorontalo untuk di bebaskan. Karena mereka memang melakukan pengrusakan dan pembakaran, tapi mereka melakukan itu atas dasar ingkar janji dari pihak perusahaan.
- Meminta menghentikan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pihak kepolisian.
Uten Umar selaku pemimpin aksi ini mengatakan, unjuk rasa yang hanya dihadiri lima orang itu dilakukan karena pihaknya menerima informasi tentang adanya penyusup teroris dari wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng) yang diduga memanfaatkan aksi ini.
“Makanya inisiatif kita, tidak mendatangkan massa dalam jumlah banyak,” kata Uten.
Dia mengklaim, sejatinya para penambang sangat ingin bergabung dalam aksi kali ini, tapi menjaga kondusifitas daerah, jumlah 20 ribu masa aksi tidak didatangkan untuk menjaga terjadi bentrok kembali dapat menimbulkan korban jiwa.
“Saya meminta kepada mereka (Penambang) untuk hari ini belum terlibat dalam aksi, tapi bukan untuk menghentikan perjuangan ini, tetapi menunggu hasil RDP dengan DPR-RI pada 2 Oktober. Jika tidak menemukan solusi dalam RDP 2 Oktober itu, maka 20 ribu gabungan masa aksi akan kami hadirkan di depan Polres Pohuwato,” ungkap Uten.(yusuf/gopos)