GOPOS.ID, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengajak seluruh pihak untuk berkolaborasi mewujudkan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang aman dan damai. Termasuk para akademisi di bidang komunikasi.
Wakil Menteri Kominfo, Nezar Patria, menyatakan inti dari Pemilu yang damai terletak pada kemampuan pemilih untuk melek media. Terutama memanfaatkan ruang digital untuk mendapatkan informasi.
“Saya mengajak semua menciptakan pemilu yang damai,” ujar Nezar Patria pada 29th AMIC Annual Conference Talk ASAP: Africa-Asia Conference di Bandung, Jawa Barat, Kamis (28/9/2023).
Akademisi komunikasi berperan penting dalam berpartisipasi merumuskan pesan-pesan komunikasi publik yang strategis bagi pemerintah dan industri melalui hilirisasi hasil-hasil penelitian.
“Berbagai penelitian dapat berkontribusi dalam analisis tren dan audiens, yang akan menjadi wawasan berharga bagi komunikasi publik kita,” ujar Nezar.
Nezar mengajak para akademisi untuk berpartisipasi dalam meningkatkan literasi dan keterampilan digital, melalui Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) dan berbagai pemangku kepentingan lain.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga percaya bahwa partisipasi mahasiswa sangat penting, terutama ketika jumlah pemilih akan didominasi oleh generasi milenial dan generasi Z.
Dia mengatakan mahasiswa bisa mengambil peran untuk memantau dan mengadvokasi proses pemilu demi menjunjung tinggi etika dan hak-hak demokrasi di ruang digital.
“Mahasiswa juga dapat menjadi fasilitator dan edukator untuk mengajak generasi muda terlibat dalam proses pemilu,” kata dia.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memiliki tanggung jawab yang besar dalam menyukseskan Pemilu Damai 2024. Dalam program prioritasnya di 2023, Kemenkominfo menyiapkan anggaran khusus untuk mengelola dan menyampaikan informasi publik terkait dengan Pemilu Damai.
Beberapa program yang telah dilakukan Kemenkominfo di antaranya memberikan edukasi kepada Penyuluh Informasi Publik (PIP) untuk mengenal dan memahami pemilu damai.
Selanjutnya, memberikan literasi digital dan politik kepada para pemilih pemula, seperti Generasi Z, agar bijak menanggapi konten bermuatan politik di ruang digital.
Kemenkominfo juga telah berkoordinasi lintas kementerian dan lembaga menangani konten-konten bermuatan negatif terkait pemilu di ruang digital sehingga tidak merusak situasi damai di kehidupan nyata.(Antara)