GOPOS.ID, GORONTALO – Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia terus berkomitmen mendorong pengembangan ekonomi dan investasi di Sulawesi. Melalui Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) 2 KADIN se-Sulawesi yang berlangsung di Gorontalo, KADIN Indonesia membahas langkah-langkah strategis pengembangan ekonomi dan investasi di Sulawesi.
Ada dua sektor yang menjadi tumpuan pengembangan ekonomi dan investasi di Pulau Sulawesi. Yakni sektor pangan dan pertambangan. Untuk sektor pangan, Sulawesi memiliki potensi besar dalam bidang pertanian dan perikanan-kelautan. Saat ini sedang dikembangkan food estate Adoang Donggala, Sulawesi Tengah. Food estate Adoang nasional berupa pembangunan kawasan pertanian untuk pangan yang luasnya mencapai 1.500 hektar.
“Food estate Adoang ini akan menjadi penyangga pangan Sulawesi serta pusat logistik untuk IKN (Ibukota Negara),” ungkap Ketua KADIN Indonesia, Arsjad Rasjid, saat memberi sambutan pada pembukaan Rakorwil 2 Kadin Se-Sulawesi yang dirangkai business forum di Gorontalo Grand Palace Convention Center (GPCC), Kota Gorontalo, Selasa (26/9/2023).
Potensi pengembangan ekonomi dan investasi sektor pangan juga datang dari potensi perikanan dan kelautan. Salah satunya pengembangan budidaya rumput laut. Potensi pengembangan rumput laut di Sulawesi mencapai lebih dari 400 ribu hektar.
Lebih lanjut Arsjad Rasjid menyampaikan, potensi pertambangan yang dimiliki Sulawesi terdapat pada nikel dan bijih besi. Sulawesi memiliki cadangan nikel sebanyak 2,6 miliar ton, dan bijih besi sebanyak 567 ton.
“Dengan potensi yang besar ini maka perlu adanya pengembangan industri, sehingga hasil tambang yang diperoleh bisa menjadi produk yang memiliki nilai tambah,” ujar Arsyad Rasjid menekankan.
Penekanan serupa juga disampaikan Sekretaris Kementerian Investasi/Sekretaris Utama Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Ikmal Lukman. Menurutnya, kegiatan investasi harus bisa memberikan nilai tambah ekonomi. Tidak hanya sebatas memproduksi atau mengolah bahan baku. Oleh karena pengembangan investasi sangat penting dibarengi dengan hilirisasi industri.
“Hilirisasi ini menjadi penting karena di setiap prosesnya ada nilai tambah yang diperoleh. Misalnya untuk nikel diolah menjadi bahan baku baterai. Lalu dari baterai menjadi kendaraan listrik. Di setia proses itu ada nilai tambahnya,” tutur Ikmal Lukman.
Demikian pula untuk potensi pangan dalam hal ini sektor pertanian dan sektor perikanan-kelautan. Hilirasi industri di kedua sektor tersebut mampu meningkatkan investasi dan ekonomi yang muaranya dapat meningkatkan perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat.
“Melalui hilirisasi maka akan terbuka lapangan pekerjaan yang lebih luas, kinerja ekspor bisa meningkat dan pada gilirannya mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Ikmal Lukman menekankan.
Penjabat Gubernur Gorontalo, Ismail Pakaya, mengemukakan kehadiran industri sangat dibutuhkan dalam rangka memaksimalkan pengembangan potensi sumber daya alam (SDA) yang dimiliki daerah. Selain itu adanya industri akan memberikan multiplier effect (efek berganda).
“Investasi dan industri akan membuka lapangan pekerjaan, sehingga masyarakat bisa berpendapatan. Ketika masyarakat berpendapatan maka perekonomian daerah akan meningkat, angka kemiskinan akan menurun,” tutur Ismail Pakaya.
Untuk itu Ismail berharap melalui forum bisnis dan Rakorwil 2 KADIN se-Sulawesi dapat merumuskan program implementatif dan langkah strategis untuk menunjang kemajuan invesatasi di Provinsi Gorontalo.
Ketua KADIN Gorontalo, Muhallim Dj Litty, menyampaikan apresiasi kepada KADIN Indonesia dan jajaran pemerintah daerah Provinsi Gorontalo atas terselenggaranya forum bisnis dan Rakorwil 2 KADIN se-Sulawesi. Ia berharap, forum ini dapat mendorong kemajuan para pengusaha dan industri di Provinsi Gorontalo.
Forum Bisnis dan Rakorwil 2 KADIN se-Sulawesi turut diisi dengan penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara KADIN Indonesia Wilayah Sulawesi dengan Sekjen Kementerian Kelautan-Perikanan RI, dan PKS antara KADIN Provinsi Gorontalo dengan Toko Daring LKPP Beli UMKM dalam rangka mendorong kemajuan ekonomi pelaku UMKM di Indonesia.
Selanjutnya forum bisnis yang membahas pengembangan daerah dan potensi investasi yang melibatkan jajaran pemerintah daerah se-Sulawesi.(hasan/gopos)