GOPOS.ID, GORONTALO – Sudah 27 tahun. Tradisi Barito Berdakwah terus tetap eksis. Menyemarakkan Ramadan dengan nilai-nilai keagamaan untuk memperkuat persatuan.
Sejuknya udara pagi masih terasa seiring mentari yang mulai beranjak naik di ufuk Timur. Di pinggiran jalan Barito, Kecamatan Sipatana, Kota Gorontalo duduk berkumpul sekumpulan warga. Dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Mereka duduk seadanya sambil mendengarkan lantunan ceramah dari pelantang suara.
Begitulah sekelumit suasana Barito Berdakwah yang berlangsung, Rabu (13/2/2024). Kegiatan yang diinisiasi oleh masyarakat setempat itu digelar selepas subuh berjemaah kala Ramadan. Menariknya, Barito Berdakwah digelar di tepi jalan tanpa mengganggu arus lalu lintas. Masyarakat pengguna jalan tetap bisa melintas di Jl. Barito.
Kegiatan Barito Berdakwah dimulai sejak 1997 silam. Bermula dari para santri Taman Pengajian At-Taubah yang saling mengunjungi satu sama lain pada bulan Ramadan. Hal itu mendorong para pemuda di Perempatan Barito berinisiatif untuk mengadakan ceramah subuh sebagai upaya menjaga kerukunan antar warga.
Hasdin Daniel, panitia dan perintis Barito Berdakwah, menceritakan pada awal mulanya, mereka mengalami kesulitan dalam mengumpulkan sedekah untuk penceramah. Namun, berkat kegigihan panitia, kini banyak donatur yang berdatangan menawarkan sumbangan setiap hari selama bulan Ramadan.
“Ramadan tahun ini, 7 hari ke depan sudah terisi oleh para donatur/pelaksana dengan penceramah yang berbeda-beda setiap harinya,” ujar Hasdin yang akrab disapa Pa Kuni.
Hasdin menambahkan, Barito Berdakwah akan terus berjalan dengan dukungan para donatur dan menghadirkan penceramah kondang Gorontalo.
“Harapan saya melalui Barito Berdakwah ini adalah ‘buhuta wau walama, moponu motolianga’, yang artinya persatuan dan kesatuan, serta saling menyayangi antar sesama,” tuturnya.
Hasdin berharap Barito Berdakwah dapat terus menjaga kerukunan dan saling menghargai antar sesama umat beragama. Ia juga berharap doa dari para penceramah membawa kebaikan dan tradisi ini terus berlanjut di bulan-bulan Ramadan berikutnya.
Barito Berdakwah menjadi contoh tradisi Ramadan yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, tetapi juga memperkuat persatuan dan kesatuan antar warga.(jihan/mg-gopos)