GOPOS.ID, GORONTALO – Ruang kreativitas industri perfilman Gorontalo terus bergeliat meski diterpa Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan. Di penghujung tahun 2021 ini, PT. Dwisetyo Produksi Gorontalo (DSP) akan menyelenggarakan Festival Film Gorontalo (FFG) 2021. FFG ini sebagai dorongan para pelaku industri film maupun konten creator Gorontalo untuk tetap eksis di masa pandemi Covid-19 ini.
Rencanannya FFG 2021 akan diselenggarakan pada Oktober mendatang. Nah, bagi kaum milenial Gorontalo yang memiliki bakat di dunia perfilman, maka siapkan karya kalian untuk ikut berpartisipasi dalam ajang ini. Pasalnya DSP sudah menyediakan total hadiah puluhan juta rupiah menanti.
Pendaftaran atau pengiriman video sudah dibuka pada tanggal 1 sampai 28 September 2021 bulan ini. [Selengkapnya lihat di brouser ini]
Panitia penyelenggara sudah menetapkan beberapa kategori lomba. Diantaranya bertemakan budaya, pariwisata, kesehatan, internet positif, dan pendidikan.
Dengan genre video bebas (komedi, drama, horor, dokumenter, dan lain-lain). Anda tidak perlu khawatir. Pengambilan gambar bisa dilakukan secara profesional, maupun menggunakan media dan alat seadaanya yang kalian miliki.
Pimpinan PT. Dwisetyo produksi Gorontalo, Benny Rumambie mengungkapkan bahwa dari video yang dikirim itu, akan dipilih beberapa pemenang dari sejumlah kategori.
Pemenang akan mendapatkan penghargaan dan sertifikat serta hadiah uang tunai jutaan rupiah yang akan diberikan kepada masing-masing content creator, dengan nominasi yang sudah ditentukan. Diantaranya Film, Lagu, dan Special.
“Festival Film Gorontalo ini adalah pertama kalinya diselenggarakan di Gorontalo. Tujuan kami ingin menampung para konten creator Gorontalo yang dalam beberapa tahun terakhir ini terus berkembang pesat kemampuannya dalam membuat konten video. Kami memberi mereka ruang dan wadah sebagai bentuk apresiasi mereka terhadap industri film di Gorontalo,” ucap Benny.
Lanjut dikatakan produser film Otajin itu bahwa semua masyarakat Gorontalo yang tertarik dengan dunia film, bisa mengirimkan karya terbaiknya. Dengan catatan karya yang dikirim tidak mengandung unsur Suku, Ras, Agama, dan Antara Golongan (SARA), tidak memuat ujaran kebencian, pornografi, dan tindakan tidak senonoh lainnya. Karya-karya yang telah dikirimkan akan dinilai oleh tim penilai.
“Jadi karya yang dikirim itu bisa karya satu atau dua tahun lalu, tidak masalah juga jika sudah diikuti sertakan event tertentu. Yang akan dinilai oleh penilai nantinya adalah kelayakan tayang dari video itu. Dan bagi kami Festival Film Gorontalo ini menjadi yang terbesar setelah Festival Film Indonesia (FFI), dan Festival Film Bandung (FFB). Tema yang kami usung adalah eksplorasi kearifan lokal budaya Gorontalo,” tandasnya. (Sari/gopos)