GOPOS.ID, GORONTALO – Universitas Negeri Gorontalo (UNG) kembali menjalin kerja sama internasional. Kali ini kerja sama dibangun dengan Jerman dalam rangka pembukaan program studi (Prodi) Internasional.
Mengawali kerja sama itu itu, Pascasarjana UNG melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) persiapan pembukaan prodi internasional Master of Technical and Vocational Education and Training (TVET) Management, di Aula Pascasarjana UNG, Rabu (11/12/19). Persiapan pembukaanProgram Rektor untuk segera membuka Program Studi (Prodi) Internasional kerja sama dengan Jerman ini, merupakan salah satu indikator utama yang ditekankan dalam visi misi Rektor untuk UNG diperiode ini.
Rektor UNG, Eduart Wolok, menjelaskan program ini sangat diharapkan untuk segera dilaksanakan, karena sudah ditetapkan tahun akademik 2020-2021. Kelas Prodi Internasional harus dibuka dengan target mahasiswa sebanyak 15 orang.
“Rencana Prodi Internasional sudah disampaikan ke Kepala Daerah dan para Kepala Sekolah se Provinsi Gorontalo, dan Alhamdulillah mendapat sambutan positif dari berbagai pihak. Untuk itu diharapkan persiapan pembukaan bakal segera rampung,” ungkapnya.
Jika target pembukaan prodi internasional tutahun depan ini, maka pembukaan penerimaan harus segera dimulai minimal bulan Maret 2020. Sehingga, waktu yang dibutuhkan masih cukup dalam mempersiapkan kemampuan berbahasa asing, yang akan ditangani langsung oleh unit pelaksana tugas (Upt) Bahasa.
“Karena kerjasama UNG dengan Jerman, maka perkuliahan akan menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Sehingga kemampuan berbahasa asing mahasiswa harus dipersiapkan, agar memperlancar proses perkuliahan nanti,” tegasnya.
Selanjutnya, Edward Wolok juga berharap agar pengelolaan Prdi Internasional bersama Jerman ini, dapat berlangsung paking lama dua tahun kedepan. Sehingga, setelahnya pasca sarjana bisa mengelola dengan mandiri, prodi tersebut.
“Ketika perumusan Prodi Internasional ini langkah untuk pengelolaan secara mandiri juga harus dipersiapkan, jangan sampai secara terus menerus dilaksanakan melalui kerja sama. Harus dicatat, pengelolaan secara mandiri harus dilakukan tanpa mengurangi mutu dan kualitas pendidikan,” tutupnya. (aldy/gopos)