GOPOS.ID, GORONTALO – Niat tulus Agus Hilmi, warga Desa Tolotio, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo untuk merantau dan membantu perekonomian keluarga justru berujung mimpi buruk.
Alih-alih mendapat pekerjaan dengan gaji besar, ia malah terjerat jaringan perdagangan manusia di Kamboja.
Kisah pilu itu bermula ketika Agus dibujuk seorang temannya bernama Eby. Dengan iming-iming gaji Rp9 juta per bulan, Eby mengajaknya bekerja di Thailand. Tanpa banyak curiga, Agus pun berangkat dari Gorontalo pada 7 Agustus 2025.
“Saya dikasih tahu kalau hanya bekerja di Thailand. Tidak taunya kami malah diselundupkan ke Kamboja,” ujar Agus melalui sambungan video call secara diam-diam.
Agus tak berangkat sendirian. Ia ditemani seorang kawannya, Handi. Namun, sesampainya di Jakarta, Handi memilih membatalkan keberangkatan karena curiga.
Kecurigaan itu muncul setelah mereka diminta membuat paspor wisata ke Malaysia, bukan visa kerja. Meski begitu, Agus tetap melanjutkan perjalanan karena tekadnya ingin bekerja begitu besar.
Setibanya di Kamboja, kenyataan pahit pun menampar. Pekerjaan yang dijanjikan tak sesuai dengan kenyataan. Agus dipaksa bekerja di sebuah perusahaan ilegal untuk melakukan penipuan online.
“Saya diancam, dipaksa cari member setiap hari. Kalau tidak capai target, saya kena denda 100 dolar Amerika,” tuturnya.
Agus menolak menipu orang. Namun penolakannya berbuah ancaman kekerasan. Bahkan, ia diintimidasi akan dijual ke perusahaan lain jika terus menolak.
Ironisnya, gaji yang dijanjikan tak pernah diberikan. Pihak perusahaan berdalih uang tersebut sudah dipakai untuk biaya perjalanan Agus dari Gorontalo ke Kamboja.
Lebih parah, Agus diwajibkan membayar denda Rp50 juta jika ingin pulang atau mencoba kabur.
Kedua orang tuanya pun larut dalam kecemasan. Ibunda Agus, Hadijah B. Tuli, masih ingat betul bagaimana ia berulang kali menanyakan keseriusan putranya sebelum berangkat.
“Saya sempat bilang jangan pergi kalau ragu. Tapi Agus mengaku sudah mantap. Kami tetap khawatir, ternyata firasat itu benar,” ucap Hadijah sambil meneteskan air mata.
Kini, keluarga Agus sudah menempuh jalur hukum dengan melapor ke Polda Gorontalo. Mereka berharap pemerintah daerah hingga pusat bisa segera turun tangan menyelamatkan Agus.
“Kami mohon kepada Bupati Gorontalo, Gubernur Gorontalo, tolong anak kami dipulangkan. Kami takut terjadi hal buruk di sana,” pinta Hadijah penuh harap. (Abin/gopos)