GOPOS.ID, GORONTALO – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Gorontalo menggelar High Level Meeting (HLM) untuk memastikan ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga komoditas jelang Natal dan tahun baru.
HLM yang dipimpin oleh Wakil Gubernur Gorontalo H. Idris Rahim berlangsung di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Gorontalo, Jumat (6/12/2019).
“Seminggu jelang Natal dan tahun baru saya minta TPID Provinsi Gorontalo dan kabupaten/kota untuk turun ke lapangan. Mereka memantau dan memastikan ketersediaan pasokan komoditas strategis terdistribusi dengan baik,” tegas Wagub Idris Rahim.
Idris menegaskan, jika terjadi fluktuasi harga utamanya terhadap komoditas pangan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Maka pemerintah berkewajiban untuk hadir di tengah-tengah masyarakat melalui kegiatan operasi pasar.
Baca juga: Kabupaten Gorontalo Bakal Diguyur Hujan hingga Februari 2020
Menyangkut hal tersebut Idris menginstruksikan Dinas Kumperindag, Dinas Pertanian, serta dinas yang terkait untuk berkoordinasi dengan Bulog Sub Divre Gorontalo untuk secara terus menerus memantau kondisi pasar. Dan segera melakukan operasi pasar jika terjadi kenaikan harga yang tidak wajar untuk menjaga stabilitas inflasi.
“Apapun yang kita kerjakan tetapi jika pertumbuhan ekonomi rendah dan tingkat inflasi kita tidak jaga bersama-sama, maka tidak ada gunanya kita sebagai aparat pemerintah. Karena itu saya minta sama-sama kita bersinergi untuk mengendalikan tingkat inflasi dengan cara memastikan ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga kebutuhan pokok masyarakat,” tutur Idris.
Pada HLM tersebut Kepala Perwakilan BI Provinsi Gorontalo Budi Widihartanto mengungkapkan realisasi inflasi Provinsi Gorontalo periode November 2019 tercatat sebesar 0,23 persen month to month (mtm).
Tingkat inflasi tersebut lebih tinggi dari inflasi pada bulan Oktober 2019 yang tercatat sebesar 0,02 persen mtm.
“Tekanan inflasi November 2019 di dorong oleh peningkatan inflasi volatile food yang didominasi oleh kelompok bahan makanan. Dimana itu sering menyumbang inflasi sebesar 1,34 persen,” ujar Budi.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo, dari 10 komoditas yang mengalami inflasi pada November 2019. Penyumbang inflasi terbesar adalah tomat sayur dengan kontribusi sebesar 1,10 persen.
Penyumbang tingkat inflasi berikutnya yaitu cabai rawit dengan kontribusi 0,37 persen, disusul oleh apel, bawang merah, mujair, serta ikan nila berada pada posisi kesepuluh dengan konstribusi sebesar 0,02 persen. (andi/rls/adv/gopos)