GOPOS.ID,BOALEMO – Perhatian terhadap rakyat, tidak harus dilaksanakan dengan hal hal yang sifatnya memanjakan rakyat itu sendiri.
Pemerintah Provinsi Gorontalo kerap kali menempuh program yang bersifat pemberdayaan dalam mengimplementasikan keseriusannya terhadap nasib rakyat kecil.
Salah satunya adalah di sektor pertanian. Sebagaimana diketahui, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, merupakan salah satu kepala daerah yang menolak masuknya beras impor ke wilayahnya.
Meskipun Gubernur mengetahui, belakangan, kualitas beras yang dihasilkan petani Gorontalo cenderung menurun, karena kurang maksimalnya proses pasca panen.
Kualitas beras impor memang lebih baik jika dibandingkan dengan kualitas beras lokal yang dihasilkan petani Gorontalo akhir akhir ini.
Namun hal itu bukan berarti petani Gorontalo tidak memiliki peluang untuk menghasilkan beras yang lebih baik.
Justru hal itulah yang menjadi prinsip program pemberdayaan yang ditempuh oleh Gubernur Rusli Habibie dalam memaksimalkan produksi pertanian di bumi serambi madinah ini.
Tidak hanya dalam hal kuantitas, namun juga pada sisi kualitasnya.
Dan tanpa menunggu lama. Saat ini, Pemerintah Provinsi Gorontalo telah mengupayakan pengadaan Rice Milling Unit (RMU), atau gilingan padi modern yang ditempatkan di lumbung lumbung penghasil beras di Gorontalo.
Masing masing, satu unit di Kabupaten Bone Bolango, dan satu unit lainnya di Kabupaten Pohuwato yang kini tengah dibangun.
Dan yang terbaru, pemerintah Pemerintah Provinsi Gorontalo kembali memperoleh RMU untuk ketiga kalinya.
Gilingan yang ketiga ini, akan diperuntukkan bagi petani yang ada di Kabupaten Boalemo dan akan beroperasi di desa Suka Maju, Kecamatan Wonosari.
Hal ini dipastikan dari kunjungan Gubernur Rusli Habibie bersama Kepala Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo Muljady Mario, di gilingan padi Suka Maju, Kamis (1/7/2021).
“Banyak petani yang WA saya, atau langsung ke dinas pertanian mengeluh soal pupuk bersubsidi, soal harga beras. Kalau tidak dipedulikan kasihan, jadi kita carikan solusinya. Akhirnya kita beli gilingan modern. Diawali di Bone Bolango, kemudian Pohuwato akhir bulan ini, menyusul di Boalemo kami tempatkan di Wonosari,” kata Rusli dalam sambutannya.
Gubernur dua periode ini bercerita, dirinya menolak beras impor demi kepentingan rakyat banyak.
Hal ini dilakukan Rusli, karena masyarakat Provinsi Gorontalo 65 persen berprofesi sebagai petani, sudah seharusnya hasil panen sendiri yang diperjual belikan.
“Saya sangat tidak setuju dengan adanya beras impor. Memang kata mereka beras kita ini banyak patahnya dan hitam. Untuk itu kita beli gilingan padi modern lewat Dinas Pertanian. Kita terus berjuang menyurat ke pusat, akhirnya semua kabupaten dapat kecuali Kota Gorontalo. Karena memang lahan di kota sedikit,” tambahnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Muljady Mario, menjelaskan, gilingan padi modern ini dilengkapi dengan husker, polisher, seperator, elevator, motor penggerak dan rice grader dengan kapasitas sebesar 1148,78 Kg/jam, yang dipastikan dapat menghasilkan beras dengan kualitas premium.
Selain meninjau lokasi gilingan modern, gubernur Rusli juga menyerahkan bantuan berupa benih padi untuk 2.849 hektar lahan kering di Kabupaten Boalemo. (rls/adm-03/Gopos)