GOPOS.ID, GORONTALO – Tingkat hunian hotel di Gorontalo pada awal 2025 tergolong lesu. Sepanjang Januari-Februari 2025, keterisian kamar hotel-hotel yang ada di Gorontalo di bawah separuh dari jumlah kamar yang tersedia.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo menunjukkan, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel bintang di Provinsi Gorontalo pada Januari sebesar 32,59 persen. Kondisi ini mengalami penurunan cukup signifikan yakni 24 poin dibandingkan situasi Desember 2024. Pada Desember 2024, TPK hotel berbintang di Provinsi Gorontalo sebesar 49,17 persen.
Sementara pada Februari 2025, TPK Hotel bintang di Provinsi Gorontalo tercatat sebesar 33,02 persen. Mengalami kenaikan 0,43 poin dibandingkan situasi Januari 2025. Kendati demikian TPK Hotel bintang pada Februari 2025 masih di bawah kondisi ideal, yakni berkisar 60 persen dari jumlah kamar yang tersedia.
Data BPS Provinsi Gorontalo juga menunjukkan TPK hotel bintang di Gorontalo periode 2023 hingga Februari 2025 berkisar 30-60 persen. Dalam kurun waktu tersebut, pola grafik TPK mengalami pergeseran titik puncak.
“Tahun 2023 titik puncak TPK terjadi pada September sebesar 56,45 persen dan menurun setelah. Tahun 2024 titik puncak TPK terjadi pada November sebesar 64,75 persen,” ungkap Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Mukhammad Mukhanif, saat menyampaikan rilis berita resmi statistik edisi April 2025 pada awal April 2025.
Sementara itu rata-rata lama menginap tamu asing dan dalam negeri (domestik) pada hotel bintang di Gorontalo selama Januari 2025 mencapai 1,53 malam. Situasi tersebut mengalami penurunan 0,21 poin dibandingkan Desember 2024 yang mencapai 1,74 malam. Selanjutnya pada Februari 2025, rata-rata lama menginap tamu asing dan domestik sebesar 1,51 malam, turun 0,02 poin dibandingkan Januari 2025.
Rata-rata lama menginap tamu asing dan domestik pada hotel non bintang di Gorontalo mencapai 1,12 malam pada Januari 2025 dan 1,11 malam pada Februari 2025. Rata-rata lama menginap tamu asing pada hotel non bintang pada Januari 2025 lebih tinggi dibanding tamu domestik. Sedangkan pada Februari 2025 rata-rata menginap tamu asing pada hotel non bintang lebih rendah dibanding tamu domestik.
Secara terpisah Manager Hotel Eljie Gorontalo, Hayati, menyebut tingkat penghunian kamar paa awal 2025 di Hotel Eljie sangat fluktuatif. Bergantung pada situasi dan momentum tertentu.
“Tidak terjadi kenaikan terus, tapi juga tidak penurunan terus. Kadang naik, kadang juga turun,” tutur Hayati, Senin (21/4/2025).
Pada bulan Maret 2025 terjadi peningkatan hunian kamar karena momentum Ramadan dan menjelang Idulfitri. Banyak tamu yang berasal dari luar daerah salah satunya yang dari Manado ke Gorontalo sehingga ikut meningkatkan tingkat okupansi.
“Bulan Maret kemarin, kami memang mengalami peningkatan karena banyak tamu dari luar daerah, apalagi mendekati lebaran,” ujar Hayati.
“Kamar yang terisi paling banyak biasanya setengah dari jumlah total, sekitar 50 persen,” imbuh Hayati.
Menjelang Ramadan kondisi hotel sempat sepi. Hal ini mendorong pihak manajemen mengambil langkah efisiensi.
“Kami melakukan efisiensi karena pendapatan sangat minim saat puasa. Ada dua karyawan yang terkena imbas efisiensi,” ungkap Hayati.
Ia juga menuturkan bahwa lonjakan tamu paling terasa menjelang akhir Maret, sedangkan awal hingga pertengahan bulan tersebut tingkat hunian masih rendah.
Dengan kondisi yang fluktuatif tersebut, manajemen Eljie Hotel tetap berupaya menjaga kualitas layanan serta berharap aktivitas pariwisata di Gorontalo dapat kembali menggeliat dalam waktu dekat. Peningkatan jumlah kunjungan, terutama dari luar daerah, dinilai menjadi salah satu kunci untuk mendorong stabilitas tingkat hunian kamar ke depan. (Arni/ Sulis/Maryam/Mg-Gopos)